"Indonesia tak perlu berunding lagi dengan Malaysia, karena garis batas Indonesia dengan Malaysia itu sudah sangat jelas dan tegas diatur dalam 'The 1982 United Nations Convention on the Law of the Sea UNCLOS, bahkan di situ semenjak 1960 sudah ada eksplorasi dan penambangan minyak Indonesia," kata Wakil Ketua Komisi I DPR Yusron Ihza Mahendra dalam konferensi persnya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang-Banten, usai bertemu Parlemen Malaysia, Kamis (11/6).
Ditegaskan Yusron, sekarang ini justru yang diinginkan adalah pengakuan dari Malaysia soal perbatasan Ambalat tersebut"Jangan berunding lagi
BACA JUGA: Antasari Masih Bisa Ngopi di Gedung KPK
Kalau berunding, nanti dikatakan Indonesia mengakui wilayah tersebut dan klaim Malaysia bisa berhasil," tambahnya. Yang jelas, kata Yusron, dalam pertemuan dengan pihak Malaysia yang diwakili oleh Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi, Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Joseph Salang Gandum, Panglima Laut Tentara Diraja Malaysia, Laksamana Abdul Aziz Jafar dan Wakil Ketua Parlemen Malaysia DrBACA JUGA: JK-WIN Dianggap Pro Pasar Tradisional
Wan Junaidi Tuanku Jaafar, ternyata mereka bisa menerima secara ikhlas UNCLOS yang disodorkan Komisi I DPR."Karena UNCLOS itu sudah mereka pahami dan terima, maka sikap Malaysia itu segera akan kita sampaikan kepada presiden, sembari mengingatkan pemerintah menagih janji-janji Malaysia terkait konflik Ambalat ini," harapnya
BACA JUGA: DPD Masih Berharap Peran di Senayan
Jika ada prajurit Malaysia yang melakukan pelanggaran di lapangan tentu akan diambil tindakan tegas"Kita tidak ingin hubungan persahabatan Indonesia-Malaysia menjadi rusakApalagi ingin berperangMereka menghindari hal itu," tegas Yusron lagi.Sementara itu, Happy Bone Zulkarnaen yang juga ikut rombongan ke Malaysia mengatakan dirinya sempat menanyakan kepada Panglima Tentara Diraja Malaysia, tentang pembelian dua kapal selama canggih dari Perancis dan 4 fregat dari Inggris oleh Malaysia.
Namun, kata Happy, Pangliman Tentara Diraja Malaysia mengatakan pembelian kapal selam itu tak ada kaitannya dengan konflik Ambalat"Lagi pula tak mungkin kapal selam itu ditempatkan di perairan Ambalat, karena lautnya dangkal," kata Happy yang menirukan Panglima Tentara Malaysia.
Yang pasti, lanjut Happy, Malaysia ingin membangun persahabatan dengan Indonesia sampai kapan punDelegasi DPR RI ke Malaysia dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi I Yusron Ihza Mahendra didampingi 4 anggota masing-masing Happy Bone Zulkarnaen (Golkar), Joko Susilo (F-PAN), Sidkhi Wahab (F-PD) dan Andreas Parera (F-PDIP)(fas/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Relawan Tsunami Tuntut JK ke Pengadilan
Redaktur : Tim Redaksi