Hercules Tak di-Grounded

Panglima TNI Duga Sebab Kecelakaan Karena Kabut

Kamis, 21 Mei 2009 – 08:57 WIB

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memanggil para petinggi TNI dan dan Menteri Pertahanan untuk membahas penanganan musibah jatuhnya pesawat Hercules C-130 di MagetanRabu (20/5) sore, SBY memerintahkan TNI melakukan investigasi menyeluruh untuk memastikan penyebab jatuhnya pesawat angkut TNI AU tersebut.
   
Rapat berlangsung selama 1 jam, dari pukul 16.00

BACA JUGA: Target Kawasan Konservasi Laut Tercapai

Hadir Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, KSAU Marsekal  Soebandrio, KSAD Jenderal Agustadi Sasongko Purnomo, KSAL Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno, dan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono
Dalam keterangan persnya, SBY menyampaikan rasa duka yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa dalam musibah tersebut

BACA JUGA: Anwar Ibrahim Sebut JK Pemimpin Potensial

Menurut SBY, pesawat tersebut sedang melaksanakan misi penerbangan, mengankut
personil TNI AU dan keluarganya
Tugas-tugas rutin yang memang secara rutin juga dilaksanakan oleh TNI AU

BACA JUGA: Lagi, Polda Metro Tangkap Tersangka Narkoba


   
"Saya atas nama pemerintah dan secara pribadi mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban," kata SBYTNI AU, kata SBY, akan melakukan perawatan dan penanganan para jenazah itu sebaik-baiknyaTermasuk perawatan bagi korban yang mengalami luka-luka
   
Meski beberapa kali terjadi musibah, rapat kemarin memutuskan untuk tetap mengoperasional pesawat Hercules milik TNI untuk berbagai aktivitasSehingga dipastikan TNI tidak memberlakukan larangan terbang bagi pesawat Hercules"Sambil terus melaksanakan investigasi atas kecelakaan ini, tugas-tugas pertahanan negara, tugas-tugas untuk kepentingan latihan, pendidikan, angkutan, personil dan lain-lain, tetap dilaksanakan sebagaimana mestinya," kata SBY.
    
Hanya saja, lanjut SBY, dalam pengoerasian pesawat, TNI harus ekstra keras memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan"Ini yang saya instruksikan kepada jajaran TNI utamanya TNI AUDengan demikian disatu sisi tugas pokok tetap dapat dilaksanakan, disisi lain keamanan dan keselamatan bagi mereka yang menerbangkan pesawat-pesawat angkut itu maupun yang menaiki pesawat itu  juga dapat dijamin," kata SBY.
   
Sementara Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menyatakan pihaknya menduga penyebab kecelakaan tersebut adalah faktor cuaca"Memang kondisi waktu itu ground fogJadi ada kabut di darat," kata DjokoMenurut Djoko di Lanud Iswahyudi pada  pagi hari sering ada kabut"Seperti kita ketahui memang dalam perubahan iklim ini cuaca memang tidak menentu baik di udara darat maupun lautan," kata Djoko.
   
Dalam kesempatan itu, panglima meminta maaf kepada masyarakat di Kecamatan Keras, Magetan, atas peristiwa tersebutMengenai korban dari kalangan sipil di pesawat, Djoko menjamin semuanya adalah keluarga anggota TNI.  "Tidak benar kalau penerbangan ini dikomersialkanIni penerbangan rutinSemua keluarga militer, termasuk istri PangkosekMertua dan anaknya juga ada," kata Djoko.     
   
Saat kecelakaan pesawat Fokker beberapa waktu lalu, SBY sebenarnya telah memerintahkan panglima melakukan pengecekan terhadap seluruh pesawat  milik TNI.  Dan pada rapat kemarin, SBY menanyakan hasil pengecekan ituMenurut Djoko, sebenarnya instruksi presiden saat itu telah dilaksanakanSeluruh pesawat milik TNI telah dicek dengan seksama"Kami akan melakukan pengecekan ulang terhadap seluruh pesawat TNI," kata Djoko.
   
Selain itu, Djoko juga telag memerintahkan Pangdam V Brawijaya Mayjen Suwarno untuk melakukan inventarisasi kerusakan daerah"TNI akan mengganti kerugian masyarakat akibat kecelakaan tersebut," katanya
    
Suasana di dalam rumah co pilot Mayor penerbang Danu Setiawan tadi malam mulai ramaiSejumlah kerabat dan pelayat mulai berkumpul memenuhi rumah dinas berukuran 7 x15 meter tersebutSepuluh karangan bunga terlihat diletakkan di halaman rumah yang terletak di Kompleks Perumahan Rajawali, no 29, Lanud Halim Perdanakusumah, Jaktim, Rabu (20/5)Sejumlah petugas Provost TNI AU pun tampak melakukan penjagaan ketat di depan rumah tersebut
   
Seorang kerabat korban bernama Anton mengatakan bahwa keluarga sempat tidak percaya bahwa Danu ikut menjadi korbanDengan alasan itulah maka sejumlah persiapan menyambut jenazah baru dituntaskan pada siang menjelang sore hari kemarin"Itu pun setelah ada kabar resmi dari pihak TNI AU," ujar dia.
   
Ketika rombongan wartawan masuk ke dalam rumah duka, sang istri, Mela terlihat lemasIbu dua anak itu bersimpuh di atas tempat tidur sambil memeluk foto sang suami sambil terisakDi dalam kamar yang letaknya bersebelahan dengan ruang tamu itu bertebaran sejumlah foto pernikahan dan foto keluargaDiantara foto-foto itu terlihat Danu sedang berdiri di depan sebuah pesawat sembari mengenakan seragam lengkap"Saya mohon maaf bila suami saya ada salah," singkat wanit berambut sebahu itu lirih.

Pasangan Danu-Mela dianugerahi sepasang putra dan putri, yakni Arya (5) dan Alisa (3)Dua anak ini tidak tampak terlihat di antara para kerabat dan sahabat yang memenuhi teras rumah dinas tersebut.
    
Secara terpisah, Kadispen TNI AU Marsekal Pertama TNI FHB Soelistyo mengatakan, pesawat Hercules yang jatuh tergolong bukan pesawat lamaPesawat itu baru dibuat tahun 1980"Masuk jajaran TNI AU pada 1994," kata Soelistyo di komplek TNI AU Halim Perdanakusuma, kemarin (20/5).
   
Dia menjelaskan, pesawat itu juga belum lama melakukan perawatan terakhir, yakni pada 19 Mei"Terlalu dini untuk menyebutkan penyebab jatuhnya pesawatAda tim yang akan mengevaluasi,? kata Soelistyo saat ditanya tentang penyebab kecelakaan pesawatMarsekal bintang satu itu menjelaskan, prioritas saat ini yang dilakukan adalah evakuasi dan perawatan korbanDia juga mengatakan segera membawa jenazah ke rumah duka"Yang paling penting adalah bagaimana untuk merawat jenazah," katanyaSoelistyo menjelaskan, pesawat itu dioperasionalkan untuk dukungan personil dan logistikOperasional itu merupakan misi yang rutin dilakukan

Pesawat Hibah Dari Pelita Air
    
Sementara itu, mantan Panglima Komando Pertahanan Nasional (Pangkohanudnas), Djoko Poerwoko menegaskan bahwa jatuhnya pesawat pesawat militer itu tak lain karena anggaran perawatan pesawat yang dikucurkan pemerintah sangat kurang"Meskipun perawatannya sesuai prosedur tapi kalau tim ahli-nya tidak digaji dengan baik, bisa saja lho menyebabkan pesawat miring-miring," ketusnya.
    
Oleh karena itu, Djoko berharap pemerintah meningkatkan perhatian terhadap armada militerSebab hal itu merupakan kekuatan bangsaMenurut dia, personel angkatan udara militer perlu digaji setara dengan personel pesawat udara swasta?Kalau dari pesawatnya sepertinya nggak ada apa-apa, Hercules itu paling handal dan amanKalau masalah umur itu nggak masalah kok," tegasnya.
    
Meski tua tapi jika dirawat sesuai prosedur yang berlaku maka pesawat masih akan layak terbangHal itu terbukti masih banyak pesawat tua keluaran tahun 1930-an yang dipakai untuk terbang hobiPesawat Hercules yang jatuh itu, menurut dia, adalah bekas pesawat maskapai Pelita Air"Tahun 1996 dihibahkan kepada AURI, 5 unit dari Pelita Air dan 1 unit dari Merpati," lanjutnya.
    
Djoko mengakui bahwa pesawat tersebut masih layak terbang bahkan sering dipakai untuk mengangkut losgistik militer maupun sipilItu terjadi pada saat pengiriman bantuan untuk korban bencana alam di daerah tertentuBerdasar pengalamannya, orang sipil boleh naik pesawat Hercule."Boleh-boleh saja, asal ada ijin dari Danlanud lalu dicek oleh Provost, keperluannya apa," jelasnya(tom/fal/wir/zul)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kaban: Eksploitasi di KHL Tumpang Pitu agar Ditindak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler