jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menyatakan, komunikasi politik pejabat yang kasar, kotor dan menyebut-nyebut binatang adalah tindakan yang tidak beradab.
Hal tersebut dikatakan untuk menyikapi komunikasi politik dalam konflik KPK vs Polri dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan DPRD DKI Jakarta. Hidayat menyampaikannya dalam dialog Empat Pilar MPR, "Membangun Komunikasi Politik Kebangsaan", di Gedung Nusantara IV, Komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (16/3).
BACA JUGA: Tak Boleh Ada Lembaga Negara Ambil Tugas Wapres dan Menteri
"Akhir-akhir ini, terjadi perseteruan antara pejabat lembaga negara baik di pusat hingga daerah. Kata-katanya kasar, kotor bahkan menyebut-nyebut penghuni ragunan sampai saling buka aib. Menurut saya, itu tidak beradab," kata Hidayat Nur Wahid.
Hidayat mengatakan, para pejabat itu tidak akan melakukan komunikasi yang buruk jika menghayati Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika ujar Hidaya. "Itu terjadi karena pelaku tidak sepenuhnya mengamalkan Pancasila," tegas politikus PKS itu.
BACA JUGA: 11 Nelayan Indonesia Ditangkap Malaysia, KKP Belum Dapat Laporan
Padahal, sambung Hidayat, substansi dari keseluruhan perdebatannya sudah bagus. Yakni, melawan korupsi dan tegakkan hukum. "Semangatnya untuk melawan korupsi dan penegakkan hukum sudah dalam koridor empat pilar. Tapi, dinodai oleh komunikasi politik yang kasar, kotor dan menyebut-nyebut binatang," pungkas mantan Presiden PKS itu. (fas/jpnn)
BACA JUGA: Alasan Presiden Pilih Beri Grasi untuk Pembunuh Sadis
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Perlu Tiru Pariwisata Pedesaan Ceko dan India
Redaktur : Tim Redaksi