jpnn.com - JEMBRANA - Areal Anjungan Cerdas Jalan Nasional (AJCN) di kawasan Pura Rambut Siwi, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo di Kabupaten Jembrana, Bali memang terlihat biasa saja. Padahal, kawasan itu dikenal angker.
Keangkeran areal AJCN kondang lantaran di lokasi itu sering terjadi peristiwa aneh. Misalnta, beberapa waktu lalu dua orang pekerja proyek AJCN mengalami peristiwa aneh. Satu pekerja tiba-tiba lemas di lokasi proyek dan pulang lebih awal. Namun, pegawai itu justru meninggal dunia.
BACA JUGA: Gara-gara ini Hasil Panen Petani Menurun
Satu pekerja lainnya tiba-tiba pingsan saat membongkar dan memindahkan pelinggih penunggu yang berada di lokasi proyek hingga dilarikan ke Pukesmas. Warga pun hanya bisa menduga-duga.
“Kedua pekerja itu memang mengalami peristiwa aneh. Namun, kami tidak berani menyimpulkan itu karena lokasinya yang angker, mungkin saja meninggal karena memang memiliki penyakit atau pingsan karena kepadasan,” ujar Kadek Suardika, salah seorang tokoh masyarakat setempat.
BACA JUGA: Lima Kapal Nelayan Asal Vietnam Ditangkap Saat Mencuri Ikan di Anambas
Sementara Jero Mangku Suardana, salah satu pemangku di Pura Rambut Siwi mengatakan, kawasan itu sejak dahulu memang terkenal angker. Lokasi itu ditempati oleh raja raksasa sakti yang dikawal dua ekor macan gading yang sangat buas.
"Menurut cerita, raja raksasa itu mewajibkan rakyatnya untuk mempersembahkan guling manusia,” ujarnya.
BACA JUGA: Fasilitas Kesehatan Ratusan, Dokter dan Perawat Masih Minim
Karena permintaan raja raksasa aneh itu, rakyatnya menjadi kesal dan marah. Kemudian mereka menggulingkan anak raja raksasa itu untuk dipersembahkan.
Namun, raja raksasa tahu bahwa yang diguling adalah anaknya. “Raja raksasa itu murka dan mulai saat itu mulai menyantap rakyatnya hidup-hidup,” kisahnya.
Sejak itu kawasan tersebut menjadi mencekam dan seram. Namun, akhirnya datanglah seorang pendeta yang sangat sakti yakni Dang Hyang Nirartha.
Terjadilah adu kesaktian dan raja raksasa tersebut akhirnya tunduk kepada Dang Hyang Nirarta."Raja raksasa meminta ampun dan mengakui kesalahannya dan oleh Dang Hyang Nirarta diampuni dengan syarat harus menjadi pengikutnya,” ungkapnya.
Raja raksasa dan kedua macan yang menjadi pengawalnya kemudian di supat agar tidak bisa dilihat oleh rakyat atau manusia secara kasat mata. Yang bisa melihat hanya orang-orang yang memiliki indra keenam.
”Sejak saat itulah kawasan Rambut Siwi dan sekitarnya dikenal angker termasuk kawasan tempat dibangunnya AJCN. Dulu sering warga melihat penampakan sosok macan gading serta raksasa disana. Diareal itu juga tidak ada warga yang berani berbuat yang aneh-aneh seperti berpacaran apalagi berbuat mesum,” pungkasnya.(nom/mus/jpg/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-gara E-KTP, 224 Ribu Jiwa Terancam Kehilangan Hak Pilihnya
Redaktur : Tim Redaksi