jpnn.com - PROBOLINGGO—Sejumlah sultan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi menemui kuasa sang ketuanya.
Mereka mengeluhkan sikap polisi yang dianggap semena-mena. Tak hanya itu mereka melaporkan lima orang kepercayaan Dimas menghilang pascapenangkapan.
BACA JUGA: Beginilah Cerita Tukang Becak Pengantar PSK di Jogja
Ketua Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Suparman dan sejumlah sultan mendatangi kuasa hukum para pengikut setia Dimas Kanjeng di Surabaya.
Orang yang mereka temui adalah praktisi hukum dari Unair, I Wayan Titip Sulaksana. Suparman menyampaikan keluhannya tentang penangkapan Dimas Kanjeng dan berita yang beredar di media selama ini.
BACA JUGA: Mendagri Siapkan Anak Buah untuk Jadi Plt Gubenur Gorontalo
“Penangkapan polisi dianggap berlebihan. Mengerahkan pasukan dengan senjata lengkap dalam jumlah besar, membuat pengikut Dimas Kanjeng ketakutan,” ujar Sulaksana.
Laporan para pengikut, sejak penangkapan Dimas Kanjeng, sekitar lima sultan atau orang kepercayaan menghilang atau tidak diketahui keberadaannya.
BACA JUGA: Duh, Pengisian Kursi Wagubsu Kok Tak Beres-Beres Ya?
Lima orang itu adalah Adbul Rahim, asal Situbondo, Suminto, warga Krajekan Bondowoso, Sujak, asal Sukodadi Lamongan, Toni Iskandar, asal Pasuruan, dan Ibrahim Taju, yang tak lain suami Marwah Daud.
Tak hanya itu, usai penangkapan Dimas Kanjeng, sejumlah barang berharga milik para pengikut setia juga raib.
“Beberapa barang berharga yang hilang di antaranya perhiasan emas, uang senilai Rp 16 juta dan kartu tanda penduduk (KTP) milik para pengikuti Dimas Kanjeng.(end/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sabar, Penerbangan Perintis ke Miangas Segera Diwujudkan
Redaktur : Tim Redaksi