Hikayat Hotel Pertama di Borobudur dan Misteri Puisi Chairil Anwar

Jumat, 20 Mei 2016 – 23:47 WIB
Hotel Saraswati di Jl.Balaputradewa, Borobudur, Jawa Tengah. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

jpnn.com - NAMANYA Sri Arjati. Gadis idaman penyair Charil Anwar. Dialah yang babad alas membuka usaha penginapan di kawasan Candi Borobudur. 

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

BACA JUGA: Inilah Siaran Terakhir Radio Pemberontakan Bung Tomo dari Jalan Mawar

Jakarta, 1 April 1943. Pemerintah pendudukan Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidousho (Pusat Kebudayaan). Bidang kesusasteraan di lembaga ini dipimpin oleh Takeda Rintaro, seorang sastrawan komunis. 

Rintaro menunjuk Armjn Pane, penggubah buku Habis Gelap Terbitlah Terang-nya R.A Kartini sebagai wakilnya. 

BACA JUGA: In Memoriam Kantor Radio Pemberontakan Bung Tomo

Nama-nama besar di jagat sastra Indonesia seperti Usmar Ismail, Rosihan Anwar, Inu Kertapati, HB Jassin, Sutan Takdir Alisjahbana dan Chairil Anwar, aktif mengikuti diskusi berkala dan malam deklamasi yang digelar lembaga tersebut. 

Puisi Aku karya Chairil Anwar yang melegenda itu, sebagaimana dikisahkan Rosihan Anwar dalam Wartawan dengan Aneka Citra, lahir di sana. "Ketika pertama dibacakan judulnya Semangat," kenang Rosihan.

BACA JUGA: Ketika Jenderal Soedirman Ikut Aksi May Day

Di lembaga inilah Charil Anwar berkenalan dengan Sri Arjati, gadis muda pemain sandiwara radio. Parasnya nan cantik membuat Chairil mabuk kepayang. 

"Kenal baiklah (dengan Chairil Anwar--red). Dulu anak-anak muda sering kumpul di situ (Pusat Kebudayaan--red). Dekat Harmoni (sekitar Istana Negara Jakarta--red)," ungkap Sri Arjati, dicuplik dari youtube.

Zaman Perang

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, perang berkecamuk. Belanda datang lagi merongrong republik yang baru seumur jagung. 

Di zaman perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia, "Sri Arjati bergabung dengan Palang Merah," kata Ariswara Sutomo, kawan baik Sri Arjati kepada JPNN.com, Jumat (20/5) di Borobudur, Jawa Tengah. 

"Saat aktif di Palang Merah, Sri Arjati berkenalan dan akhirnya menikah dengan dokter Suparsono," kenang Pak Tomo--demikian mantan wartawan dan juga penulis buku ini biasa disapa. 

Charil Anwar patah hati. Dalam kegalauannya sang penyair membuat puisi Senja di Pelabuhan Kecil--Buat Sri Arjati (1946).

ini kali tidak ada yang mencari cinta/di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali/kapal, perahu tiada berlaut/menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

gerimis mempercepat kelam/ada juga kelepak elang menyinggung muram/desir hari lari berenang/menemu bujuk pangkal akanan/tidak bergerak/dan kini tanah dan air tidur hilang ombak

tiada lagi/aku sendiri/berjalan menyisir semenanjung/masih pengap harap sekali tiba di ujung/dan sekalian selamat jalan dari pantai ke empat/sedu penghabisan bisa terdekap

Begitu mengetahui puisi itu dimuat di surat kabar Pedoman, Sri terperanjat. "Tapi dia tidak pernah mengatakan kalau dia itu cinta sama saya," tuturnya. 

Hotel Pertama

Selepas perang 1945-1949, di alam Indonesia merdeka,  dokter Suparsono bertugas memimpin rumah sakit tentara di Magelang. Sri Arjati diboyong serta.

"Ketika Borobudur dipugar pada 1970-an, Ibu Parsono (sapaan Sri Arjati--red) membangun Hotel Saraswati di sini," kata Pak Tomo. 

"Itulah hotel pertama di kawasan Borobudur," sambung lelaki berambut putih yang mengikuti jejak langkah gadis idaman Chairil Anwar membuka Hotel Rajasa berbekal honornya menulis buku. 

Kini, Hotel Saraswati sudah bukan lagi milik Sri Arjati yang sudah meninggal 3 tahun lalu. 

Sri menjualnya kepada Krisna, seorang disainer. "Oleh Pak Krisna, bangunannya yang masih tradisional dirombak menjadi modern seperti ini," kata Bambang Suprayitno, supervisor Hotel Saraswati. 

Krisna menjualnya lagi ke pemilik yang sekarang, yakni PT Saraswati Griya Lestari. (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Legenda Pelaut Terpanjang di Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler