Hilang di Situ Cikaret, Ayah-Anak Ditemukan Tewas

Selasa, 05 Agustus 2014 – 04:09 WIB

jpnn.com - DEPOK - Ayah dan anak yang menghilang di Situ Cikaret, Kabupaten Bogor akhirnya berhasil ditemukan oleh Tim SAR dalam keadaan tidak bernyawa, Senin (4/8).

Yadi Supriadi, 30, dan Khailani Putri Malika, 6, warga Kampung Mangga, RT02/08, Kelurahan Pancoranmas, Kecamatan Pancoranmas ditemukan tewas berpelukan ditengah setu sedalam 6 meter.

BACA JUGA: H+7, Tol Cikampek Lengang

Usai ditemukan kedua jasad tersebut, aparat Polres Bogor langsung mengamankan pengemudi sekaligus operator perahu maut dan dijadikan sebagai tersangka dalam kasus perahu maut Situ Cikaret.

Koordinator SAR Iwan Firdaus menambahkan, bahwa perahu yang digunakan untuk wisata tersebut pada kedalaman 6 meter. Saat dievakuasi kedua jasad tersebut ditemukan dalam posisi berpelukan.

BACA JUGA: YLKI Anggap ERP Hanya Proyek Coba-Coba

Tim regu penyelam menemukan jenasah ayah dan anak tersebut tidak jauh dari lokasi perahu tenggelam (tengah situ).

”Korban ditemukan dalam posisi berpelukan di dasar situ. Kami temukan hampir siang hari setelah seharian kami telusuri lokasi,” kata Iwan saat dihubungi INDOPOS (JPNN Grup).

BACA JUGA: Anggap DPRD DKI Punya Alasan Kuat Tambah Jumlah Pimpinan

Iwan juga menjelaskan, setelah ditemukan dua jenasah tersebut sudah dibawa ke RSUD Cibinong untuk divisum.

”Jenazah ditutupi lumpur sehingga perlu dibersihkan lalu dilakukan visum dan kemungkinan akan dibawa ke diamannya di Pancoranmas, Kota Depok,” jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada Minggu (3/8), sekitar pukul 17:00, perahu yang ditumpangi sebelas wisatawan air di Setu Cikaret, Cibinong, Kabupaten Bogor, tenggelam.

Penumpang selamat, Alpin, 7 tahun, Datih 7 tahun, Rio 7 tahun, Raihan 5 tahun, Windi 4 tahun, Ujang 40 tahun, Hasanudin 35 tahun (operator perahu), serta kedua korban tersebut.

Kuat dugaan perahu yang berada di situ seluas 25 hektar tersebut kelebihan beban dibagian depan sehingga parahu menukik dan tenggelam.

Iwan menambahkan, saat di evakuasi keadaan parumpang sama sekali tidak menggunakan pelampung keselamatan. Padahal menurutnya, apabila aktivitas yang berhubungan dengan air, pelampung merupakan syarat utama. Akibat tidak adanya pelampung bagi penumpang dua korban tersebut tenggelam ke dasar situ yang berlumpur.

Sementara Kapolres Bogor AKBP Sonny Mulvianto menyatakan, setelah melakukan penyelidikan pihaknya akhirnya menetapkan dua tersangka dalam kasus perahu naas tersebut.

Mereka adalah pengemudi perahu, Hasanudin, 17. Penetapan itu setelah jajarannya melakukan penyelidikan dan memintai keterangan dari enam saksi mata.

Dimana temuan itu mengindikasikan Hasanudin terus saja memasukan penumpang tanpa melihat kapasitas perahu. ”Sudah 6 saksi dimintai keterangan dan kami tetapkan Hasanudin menjadi tersangka. Karena ditengarai secara sengaja membawa penumpang melebihi kapasitas perahu,” paparnya.

Hasil pemeriksaan sendiri, lnajut Sonny, diketahui tersangka memang tidak begitu ahli atau mengerti betul terkait profesinya sebagai pengemudi perahu.
Karena itu pula pihaknya menjerat sang operator perahu naas itu dengan Pasal 359 terkait kelalaian yang menyebabkan orang meninggal dunia dengan ancaman 5 tahun penjara.

”Tersangka belajar secara otodidak serta tidak mengerti tentang keselamatan atau evakuasi serta,” ujar mantan Kanit SIM Polres Metropolitan Tangerang itu.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Yos Sudrajat mengatakan, jika berdasarkan pengalaman dan pemantauan dilapangan, tenggelamnya perahu yang terbuat dari bahan viber tersebut bisa tenggelam karena kelebihan muatan atau overload.

”Ada faktor kelalaian disana karena tidak memperhatikan kondisi safety karena baik penumpang maupun operator tidak menggunakan jaket pelampung," ungkapnya.

Menurutnya, kejadian tersebut, merupakan pembelajaran bagi Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor untuk mengevaluasi semua objek wisata dan pengelolaannya harus benar-benar profesional.

”Di Kabupaten Bogor ada sekitar 65 situ yang dijadiakan sebagai objek wisata yang fotensinya juga berbahaya karena pengelolaanya kurang maksimal,“ ujar Yos. (cok)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Siap Lawan Oknum TNI Pelindung PKL Liar di Monas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler