jpnn.com, WASHINGTON - Rusia bakal beraksi lagi. Mereka akan meretas pemilu sela Amerika Serikat (AS) yang berlangsung November mendatang. Hal itu diungkapkan Hillary Clinton saat diwawancarai oleh Laurene Powell Jobs di acara OzyFest, Sabtu (21/7), di Central Park, New York.
Politikus 70 tahun itu mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan bocoran informasi dari pakar teknologi di Silicon Valley. Sumber tersebut mengatakan bahwa kali ini Rusia akan berusaha mengacaukan proses pemilu.
BACA JUGA: FBI Makin Dekat, Bekas Timses Trump Siap Pasang Badan
Negeri Beruang Merah itu tengah mencari cara untuk mencuri informasi. Misalnya, dengan mematikan server-server untuk mengirimkan hasil pemilu dan mengganggu pengoperasian mesin pemungutan suara.
Sebagian besar peranti itu memang terhubung dengan internet sehingga bisa diretas. ”Badan-badan intelijen AS mengatakan, pemerintahan Trump tidak berbuat maksimal untuk menghalangi hal itu,” terang Hillary seperti dilansir The Guardian.
BACA JUGA: Mereka yang Ogah Tenggelam Bareng Trump
Hillary juga mengkritik pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7).
Dia mempertanyakan mengapa Trump tidak berbicara untuk negara dan rakyatnya dalam pertemuan tersebut. Padahal, itu adalah kesempatan emas untuk membahas intervensi Rusia di pemilu 2016. Terlebih saat ini FBI tengah menyelidiki keterlibatan Rusia tersebut.
BACA JUGA: Trump Kian Terpojok, Anak Buah Ambil Langkah Seribu
Jika Rusia benar-benar terbukti terlibat, itu memang tidak akan menyenangkan bagi Trump. Sebab, kemenangannya mungkin dianggap tidak sah. Demokrat meyakini bahwa peretasan itulah yang membuat Trump melenggang ke Gedung Putih.
”Kita tidak tahu apa yang mereka bicarakan di ruangan itu,” ujar Hillary merujuk pada sesi pertemuan empat mata Trump dan Putin.
Hillary menyebut bahwa Putin adalah orang yang cukup lihai membaca karakter maupun memanipulasi seseorang. Dia mempertanyakan motif Trump berteman dengan orang seperti Putin. (sha/c6/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Obama dan Clinton Ikut Mengecam Si Produser Cabul
Redaktur & Reporter : Adil