jpnn.com, WASHINGTON - Investigasi FBI terhadap kasus dugaan keterlibatan Rusia dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2016 terus bergulir.
Sejauh ini, penyidik khusus Robert Mueller masih menginterogasi para mantan ajudan Presiden Donald Trump.
BACA JUGA: Mereka yang Ogah Tenggelam Bareng Trump
Mantan anggota tim sukses berikutnya yang dijadwalkan bersaksi adalah Sam Nunberg. ”Saya tidak akan bekerja sama dengan mereka,” kata pria 36 tahun itu dalam wawancara dengan CNN pada Senin malam (5/3) waktu setempat.
Nunberg mengaku sudah menerima panggilan untuk bersaksi tersebut dari Departemen Kehakiman yang bekerja sama dengan FBI terkait skandal AS-Rusia itu.
BACA JUGA: Trump Kian Terpojok, Anak Buah Ambil Langkah Seribu
Namun, dia berniat tidak akan hadir. Bahkan, dia menyatakan bakal menggugat mereka yang memintanya bersaksi.
Sebelumnya, kepada MSNBC, dia menuturkan bahwa penyelidikan FBI tersebut tidak sah. Sebab, sejak awal, Mueller sudah mempunyai prasangka buruk terhadap Trump. Karena itu, penyelidikan tersebut sengaja diarahkan untuk membuktikan kesalahan sang presiden.
BACA JUGA: Kapal Pesiar Senilai Rp 3,5 Triliun Ditelisik Polri dan FBI
Sayangnya, Nunberg tidak memiliki bukti kuat yang mendukung tudingannya itu. Tetapi, dia yakin FBI tidak akan mendapatkan keinginannya.
Saat media AS menyebarluaskan berita tentang Nunberg dan sikapnya terhadap penyelidikan FBI, Associated Press berhasil mewawancarainya.
Dalam kesempatan itu, Nunberg berubah pikiran. Setelah menegaskan tidak akan datang dan tunduk pada subpoena pemerintah, dia mengindikasikan bakal hadir.
”Mungkin, pada akhirnya nanti, saya akan tetap bersaksi juga,” ujarnya. (hep/c20/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jahat! Trump Manfaatkan Tragedi untuk Kepentingan Pribadi
Redaktur & Reporter : Adil