HIPMI Rapatkan Barisan Tolak Kenaikan TDL

Kamis, 19 Agustus 2010 – 09:59 WIB
JAKARTA - Rencana pemerintah untuk kembali menaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebesar 15 persen di awal tahun 2011, mendapat reaksi keras dari berbagai kalanganKembali penolakan datang, kali ini dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

Ketua Bidang Perbankan HIPMI, Silmy Karim mengatakan, bahwa rencana kenaikan TDL oleh pemerintah sangatlah tidak tepat

BACA JUGA: Anggaran Naik 89 Persen, Mentan Fokus Infrastruktur

Apalagi kenaikan TDL baru saja berlaku di Juli 2010 kemarin.

"Kalau tetap dipaksakan juga untuk naik, tentu kami akan menyiasatinya dengan mengurangi produksi
Karena permintaan akan kurang, mempengaruhi daya beli dan daya saing barang dalam negeri

BACA JUGA: Investasi di Maja, Kemenpera Gandeng Singapura

Nah, ini akan berdampak juga otomatis pada produksi dan efisiensi karyawan
Jadi, ada dampaknya semua," kata Silmy kepada wartawan, Rabu (18/8) malam, di Jakarta.

Silmy mengatakan, kalau pemerintah memaksakan juga menaikkan TDL, akan banyak beban yang harus dihadapi pengusaha

BACA JUGA: HET Pupuk Naik, Subsidi Berkurang

Kenaikan 10 persen saja pada Juli lalu, menurutnya sudah berdampak pada kenaikan inflasi 1,5 persen sebulan sebelumnya.

"Biarpun bayarnya kan sebenarnya di bulan Agustus, tapi Juli sudah ikut naikKemudian sekarang ini mau naik lagi 15 persen di awal tahun, atau 6 bulan setelah naik 10 persenSaya pikir itu tidak wajar, tidak fairHIPMI menolak keras, dan kita akan suarakan ini ke DPR," tegas Silmy.

Jika alasan pemerintah menaikkan TDL adalah karena beban subsidi yang harus diberikan, seharusnya kata Silmy, yang diperhatikan pemerintah adalah bagaimana menangani PLN untuk bisa mengkonversi sumber energinya dari BBM ke gas, agar subsidi bisa lebih murah.

"Pemerintah bisa mengkonversi minyak tanah ke gas untuk masyarakatKenapa tidak mengkonversi untuk PLN dari BBM ke gas? Jangan hanya rakyat saja disuruh konversiPLN juga disuruh konversiIni saya katakan sangat kencang, karena kenaikan ini menurut saya tidak seharusnya dilakukanTidak wajar," tegas Silmy lagi(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kajian Pembatasan BBM Terus Dilakukan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler