jpnn.com, JAKARTA - Peneliti senior Saiful Mujani Research Center (SMRC) Sirojudin Abbas menilai bantahan Anies Baswedan terhadap wacana program Jakarta Bersyariat hanyalah upaya pragmatis supaya mendapatkan tambahan dukungan.
“Dukungan utama Anies-Sandi itu kan dari kelompok Islam yang dimobilisasi oleh ormas tertentu. Tapi ternyata belum cukup dan dia membutuhkan dukungan dari pemilih yang lebih beragam,” kata Sirojudin.
BACA JUGA: Usai Rapat Terbatas, Kata-Kata Prabowo Bikin Merinding
Kedekatan Anies-Sandi dengan ormas-ormasi yang nyatanya mendukung penerapan syariat Islam di Indonesia, membuatnya sulit mendapatkan dukungan dari kelompok yang lebih moderat.
“Oleh karenanya dia mencoba mengambil jarak dengan pendukung utamanya yang berasal dari ormas-ormas yang memobilisasi massa muslim ini. Anies-Sandi mencoba memunculkan imej menjaga jarak saja,” kata Sirojudin.
BACA JUGA: 35,16 Persen Warga DKI Anggap Ahok Tidak Bersalah
Menurut Sirojudin juga, secara substansi Anies-Sandi belum pernah menyatakan bahwa mereka menolak ide penegakkan syariat Islam di Jakarta.
Klarifikasi Anies-Sandi dan tim suksesnya hanya sekadar spanduk-spanduk penolakan dan wacananya saja.
BACA JUGA: Jelang Pencoblosan, Lebih Baik Ahok Diam....
“Mungkin memang tidak ada perintah pemasangan. Tapi kan Anies-Sandi membiarkan pendukungnya juga. Agenda dan ide syariatnya sendiri juga tidak pernah ada penolakan dari Anies-Sandi,” kata Sirojudin.
Dalam survei terakhir SMRC, pasangan Anies-Sandi hanya terpaut selisih satu persen dari pasangan petahana Ahok-Djarot.
Anies-Sandi memiliki elektabilitas 47,9 persen dan Ahok-Djarot 46,9 persen, sementara 5,2 persen responden masih belum menentukan pilihan.
“Di akhir masa kampanye ini Anies-Sandi sedang berusaha memperbaiki imej saja. Membuat imej mereka jauh dari kelompok pendukung utamanya dengan menyuarakan keberagaman. Tapi bukti di lapangan kan berbeda. Sulit mengelak bahwa yang melakukan pengusiran dan penolakan ini memang pendukung Anies-Sandi,” tegas Sirojudin. (rmo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabes Polri: Boleh Bersaing, Asal Hukum Tetap jadi Panglima
Redaktur & Reporter : Natalia