HNW: Agama Merupakan Katalisator Bagi Pemeluknya Untuk Bangkit

Rabu, 27 Maret 2024 – 10:51 WIB
Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid MA mengajak bangsa Indonesia mensyukuri kebhinekaan yang dimiliki. Foto: dok MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid MA mengajak bangsa Indonesia mensyukuri kebhinekaan yang dimiliki 'ketunggal ikaan', baik keberagaman dalam hal seni budaya, orientasi politik maupun keberagaman agama.

Tak terkecuali, keragaman hari-hari besar yang dimiliki dan diimani masing masing pemeluk agama.

BACA JUGA: Kaget Lihat Perolehan Suara PSI, HNW: Kok, Tiba-Tiba Melonjak?

Apalagi, keberagamaan hari-hari besar agama itu bisa menjadi katalisator atau pintu pembuka bagi setiap pemeluk agama untuk segera bangkit dari apapun kondisi yang terjadi sebelumnya, menuju ketunggal ikaan sebagai umat yang berukhuwah baik islamiyyah, basyariyah maupun wathaniyyah.

Karena itu, Agama berkontribusi besar menjaga kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Termasuk paskapemilihan umum lima tahunan yang telah berlangsung beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Solid, HNW PKS Ungkap 5 Fraksi Berkomitmen Mengajukan Hak Angket di DPR

Agama, menurut Hidayat Nur Wahid, selain mengajarkan kebenaran dan memperjuangkan kebenaran juga menganjurkan kesabaran, pentingnya kerukunan serta persaudaraan.

Agama juga mengajak penganutnya, selalu berpandangan untuk mengubah kondisi yang kurang baik menjadi baik.

BACA JUGA: HNW Kritik Rencana Menag Yaqut Persiapkan KUA Bisa Melayani Pernikahan Semua Agama

"Kita bangsa Indonesia, khususnya Partai Keadilan Sejahtera yang afiliasi politiknya sangat jelas, di satu pihak kami memahami bahwa pemilu sudah berlalu, tetapi masih menyisakan masalah yang disengketakan. Karena itu, partai mempergunakan hak konstitusionalnya untuk memperjuangkan keadilan, kebenaran, melalui mekanisme yang dibuka oleh aturan negara, yaitu DPR dan MK," kata HNW-panggilan akrab Hidayat Nur Wahid.

Agama menurut HNW, mengajarkan umatnya melakukan amal makruf dengan cara makruf dan nahyi munkar tidak.

Mereka berani mengkoreksi bila ada kecurangan, ketidak jujuran, pelanggaran hukum, maupun tindak manipulasi.
Apalagi, dalam konteks pemilu, upaya melawan kecurangan, yang dilakukan melalui MK adalah bagian dari aturan yang dibuat oleh konstitusi. Itu adalah kesepakan yang harus ditaati bersama.

"Agama menggariskan kita untuk melaksakan kesepakatan bersama, di Muhammadiyah dinamakan darul ahdi atau negara kesepakatan. Karena kami bersepakat tentang konstitusi, dan konstitusi mengatur tentang pemilu, termasuk bila terjadi sengketa berpemilu," kata Hidayat lagi.

Oleh karena itu, HNW berharap, para hakim di MK betul-betul berbuat adil, berani menegakkan keadilan dan kebenaran, menolak intervensi dan parsial.

Agar bisa menegakkan kebenaran dan keadilan. Dengan begitu apapun hasilnya, akan lebih diterima oleh siapapun.
Termasuk mereka yang dinyatakan menang, kemudian terkoreksi, juga akan legowo kalau memang terbukti ada kebohongan.

"Sekarang Ini adalah momentum yang sangat baik bagi MK. Ketika kita umat Islam, termasuk sebagian besar hakim MK, memasuki akhir bulan Ramadan, maka persidangan di MK masih berlangsung. Sebagaimana kata ulama, ini juga fase yang disebut sebagai “itqun minannaar” (terhindar dari api neraka). Jangan sebaliknya, diakhir Ramadan malah masuk neraka,".

"Semoga para hakim jadi penghuni surga, karena itu penting untuk menghukumi dengan melaksanakan kebenaran dan keadilan, dengan mengoreksi kecurangan dan pelanggaran aturan hukum, serta benar-benar berlaku yang independen,"pungkas HNW. (jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... HNW Usul Regulasi soal Umrah Mandiri Perlu Direvisi


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR RI   agama   Politik   Pemilu   MK  

Terpopuler