jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid prihatin dengan banyaknya korban meninggal akibat Covid-19. Terlebih hal itu berdampak kepada anak-anak yang jadi yatim bahkan yatim piatu.
Oleh karena itu, Hidayat Nur Wahid mendorong Kementerian Sosial (Kemensos) menyetujui, memprioritaskan, dan mempersiapkan program bantuan bagi anak-anak yang menjadi yatim/piatu akibat orang tuanya meninggal setelah terpapar Corona.
BACA JUGA: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, HNW: Perkuat Institusi Keluarga dan Solidaritas Sosial
Hal itu telah disampaikan langsung Hidayat kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini pada Jumat (6/8), sebagai tindak lanjut aspirasi yang didapatnya dari masyarakat saat bertemu warga secara virtual.
Menurut Hidayat, Mensos Risma -Tri Rismaharini- pada Sabtu (7/8) lalu menyatakan setuju dan berkomitmen akan memperjuangkan alokasi anggaran untuk program anak yatim/piatu akibat Covid-19 kepada Kementerian Keuangan.
BACA JUGA: Paut Syakarin Keluar Uang Miliaran untuk Menyawer Anggota Dewan dari Komisi III, Alamak
"Untuk program bantuan anak yatim/piatu akibat Covid-19, saya usulkan agar dipentingkan juga ada dan urgensinya realisasi program bantuan untuk anak-anak yang jadi yatim yatim piatu, karena ayah ibunya wafat akibat Covid-19. Jadi, langsung terkorelasi dengan program bantuan mengatasi Covid-19," ujar Hidayat langsung kepada Menteri Sosial melalui pesan elektronik, Jumat (6/8).
Wakil Ketua Majelis Syura PKS itu menjelaskan, bantuan bagi anak yatim piatu apalagi di tengah kondisi Covid-19 merupakan amanah pasal 34 Ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.
Berdasarkan data Satgas Covid-19, per Juli 2021, setidaknya 11.045 anak telah ditinggal orang tuanya akibat Covid-19. Kondisi itu menurut Hidayat, tentu membuat masa depan anak-anak menjadi rentan.
"Jika mereka masuk sistem perlindungan sosial atau bahkan dibuatkan klaster tersendiri dalam DTKS, maka seharusnya berbagai bantuan bisa mereka dapatkan secara berkelanjutan, seperti bantuan tunai, Program Indonesia Pintar, PBI JKN, hingga Kartu Pra Kerja bagi yang sudah usia kerja," tuturnya.
Walakin, politikus yang akrab disapa dengan inisial HNW itu mengingatkan proses integrasi ke dalam DTKS membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Oleh karena itu, dia meminta Kemensos segera menyalurkan program bantuan yang sudah diputuskan.
Misalnya, bantuan sembako kepada keluarga yang ada anak-anak yatim/piatu korban Covid-19, sehingga kehidupan harian mereka untuk sementara bisa terjamin. Secara psikologis, hal itu juga dinilai dapat menenteramkan mereka.
Anggota Komisi VIII DPR itu menyebut program sembako bagi keluarga dan anak-anak yatim/piatu tersebut bisa menggunakan alokasi anggaran dalam Program Perlindungan sosial yang hingga 30 Juli 2021 yang masih tersisa Rp 96 Triliun.
HNW berharap Kemensos serius memperjuangkan program prioritas bansos untuk anak-anak yatim/piatu akibat covid-19 tersebut. Sebab, secara prinsip, Mensos Risma sudah setuju dengan bantuan itu.
BACA JUGA: Dikawal Polisi dan TNI, Beginilah Proses Pemakanan Anggiat Togap Hutahaean, Turut Berduka
"Saya mengapresiasi, mensos setuju untuk prioritaskan program bantuan sosial bagi anak-anak yatim/piatu karena covid-19, dan berkomitmen untuk perjuangkan anggarannya ke Kemenkeu," ungkapnya.
Dia pun optimistis program itu penting dan bisa dilaksanakan. Sebab, anggaran Perlindungan Sosial hingga akhir Juli baru terealisasi 49 persen.
"Tentu masih bisa dimaksimalkan dengan melaksanakan program untuk Yatim akibat covid-19 tersebut," pungkas Hidayat Nur Wahid. (*/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam