HNW Tekankan Pentingnya Generasi Muda Pahami Perjuangan Berat Pendiri Bangsa

Sabtu, 13 November 2021 – 23:49 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid secara daring pada sosialisasi Empat Pilar MPR yang diselenggarakan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Bangka Belitung, Sabtu (13/11). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyampaikan pentingnya ikut merasakan beratnya perjuangan dan pengorbanan para pejuang dalam merebut kemerdekaan negeri ini.

Pernyataan tersebut disampaikan secara daring pada sosialisasi Empat Pilar MPR yang diselenggarakan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Bangka Belitung, Sabtu (13/11).

BACA JUGA: Ini Cara Asyik BPIP Gelorakan Semangat Pancasila ke Generasi Muda

HNW menyampaikan salah satu perjuangan berat yang dihadapi para pendiri bangsa ketika mereka dihadapkan pada pertanyaan mengenai dasar dan ideologi negara yang akan digunakan setelah memproklamirkan kemerdekaan.

Pertanyaan yang muncul pada sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) itu langsung menimbulkan friksi di antara dua kelompok.

BACA JUGA: Menteri Johnny Ajak Generasi Muda Menjadi Pejuang di Era Digital

Kelompok nasionalis religius yang diwakili Ki Bagus Hadi Kusumo, KH Anwar Ahmad Sanusi, KH Abdul Halim dan KH Wahid Hasyim menyebut dasar dan ideologi yang akan dipakai adalah agama Islam.

Para tokoh ini berpandangan karena di alam demokrasi sangat wajar jika kelompok mayoritas yang memimpin.

BACA JUGA: Sujiwo Tejo Menyanjung Cara Baru Fraksi PKS Memperkenalkan Tokoh Pahlawan kepada Generasi Muda

"Pendapat itu ditentang kelompok nasionalis kebangsaan," kata HNW, sapaan akrabnya.

Kelompok nasionalis kebangsaan yang termasuk di dalamnya Soekarno, Moh. Hatta Supomo dan Moh Yamin berpendapat Indonesia adalah bangsa yang majemuk.

Karena itu mereka berpandangan dasar dan ideologi yang dipakai adalah kebangsaan

HNW menuturkan karena tidak jua terjadi kesepahaman, maka dibentuklah Panitia 9 yang diketuai Presiden Soekarno.

Setelah melalui perdebatan yang panjang, Panitia 9 berhasil mencapai permufakatan dan disepakatilah pembukaan UUD 1945.

Meski demikian masih ada ganjalan pada sila pertama yang ada pada pembukaan.

"Kelompok Indonesia Timur keberatan dengan adanya kalimat, yaitu Ketuhanan dengan menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya," bebernya.

Namun berkat kelihaian KH Anwar Sanusi, Panitia 9 berhasil merampung pembukaan UUD 1945.

Walau perbedaan pendapat pada dialog tersebut sangat keras, akhirnya semua kelompok mengakui bahwa Indonesia adalah negara religius.

Ini dibuktikan dengan adanya pengakuan bahwa kemerdekaan Indonesia didapat atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa seperti yang tersirat pada alinea tiga Pembukaan UUD 1945.

"Perjuangan berat ini harus diketahui oleh generasi muda," tegas HNW.

HNW mengatakan dengan mengetahui perjuangan berat pendiri bangsa diharapkan para genarasi muda paham dan menghargai pengorbanan para pahlawan.

Selain itu melanjutkan dan menjaganya agar tidak diombang-ambingkan sekelompok orang yang menyimpan keinginan menggantikan Pancasila dengan ideologi yang lain.

"Penting bagi pemuda, khususnya generasi muda Islam, bahwa pengorbanan umat Islam sangatlah besar. Karena itu mereka harus senantiasa menjaganya, jangan sampai lengah apalagi digantikan dengan ideologi yang lain," pungkasnya. (mrk/jpnn)

 

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Puspa, Momentum Generasi Muda Perkuat Revolusi Mental


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler