Hoaks Pembantaian Ala Tiananmen Square Resahkan Warga Hong Kong

Selasa, 13 Agustus 2019 – 18:42 WIB
Tentara Tiongkok bakal diterjunkan untuk mengamankan demonstrasi di Hong Kong. Foto: Reuters

jpnn.com, HONG KONG - Suhu politik di Hong Kong tinggi bukan main. Salah satu yang menjadi bara paling anyar adalah hoaks yang beredar di dunia maya. Kabar simpang siur mengenai krisis di pulau tersebut membuat penduduk makin paranoid.

Salah satu cuitan yang viral di Twitter adalah video yang menunjukkan tank di atas lori kereta. Video itu disertai tulisan tentang upaya militer Tiongkok yang bakal menyeberangi perbatasan Shenzhen-Hong Kong. Pengguna itu memperingatkan bahwa tentara dari Beijing bakal melaksanakan penindakan keras kepada pendemo ala Tiananmen Square.

BACA JUGA: Dendam kepada Aparat Menggerakkan Demonstran Hong Kong

Tragedi Tiananmen Square pada 1989 tak mungkin dilupakan masyarakat Hong Kong. Tentara memberondong para pemuda Tiongkok yang menuntut demokrasi dan merenggut ratusan nyawa. Membayangkan itu, warga Hong Kong sudah pasti tambah resah.

BACA JUGA: Waduh, Tiongkok Anggap Demonstrasi Hong Kong Terorisme

BACA JUGA: Waduh, Tiongkok Anggap Demonstrasi Hong Kong Terorisme

Kabar tersebut langsung mendapatkan fact-check. Kenyataannya, nama stasiun yang tertera di video itu adalah Longyan yang berjarak 500 kilometer dari Shenzhen. Tapi, video telanjur dilihat 848 ribu kali dan di-retweet 8 ribu kali.

"Kita punya kecenderungan percaya apa yang ingin dipercaya. Meskipun tak ada bukti kuat yang mendukung kepercayaan itu," ujar Masato Kajimoto, profesor jurnalisme di Hong Kong University, kepada CNN.

BACA JUGA: Bandara Hong Kong Diinvasi People Power

Pakar misinformasi itu menyatakan, hoaks merupakan senjata yang menakutkan. Sekali menyentuh hati, susah dihilangkan. Kalaupun disangkal dengan bukti, benih ketidakpercayaan tak akan bisa tercabut.

Penduduk Hong Kong prodemokrasi sudah pasti memercayai kabar itu karena menganggap pemerintah makin otoriter. Sementara penduduk pro-Beijing akan lebih percaya pada teori konspirasi yang menyatakan bahwa AS berada di balik para pendemo.

Apalagi, pemerintah Tiongkok ikut membenarkan teori tersebut. "Sebagaimana yang kami ketahui, aksi itu adalah pekerjaan AS," ucap Jubir Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying.

Kajimoto mengungkapkan, penggunaan hoaks bukanlah barang baru. Hoaks bernarasi intervensi Tiongkok juga tersebar saat Revolusi Payung 2014. Menurut dia, rumor tak benar bakal selalu tersebar selama politik sebuah negara masih terbelah. "Sejak awal, sikap politik yang berbedalah yang membuat banyak orang menyebarkan rumor dan memercayai konten manipulatif." (bil/c5/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kashmir Memanas, Tiongkok Jadi Rebutan India dan Pakistan


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler