Holding BUMN Semen Terkendala Pajak

Rabu, 05 Mei 2010 – 19:23 WIB
JAKARTA - Direktur Utama (Persero) PT Semen Gresik Group (SGG), Dwi Soetjipto menegaskan, faktor beban pajak merupakan kendala utama pelaksanaan restrukturisasi holding perusahaan semen milik pemerintah"Beban pajak untuk pelaksanaan holding baru kepada operating company baru relatif cukup besar

BACA JUGA: Kompol Arafat Seret Ito dalam Kasus Gayus

Jika dieksekusi, jelas akan menyulitkan keuangan perusahaan," kata Dwi Soetjipto, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (5/5).

Beban pajak dimaksud, kata Dwi, ditimbulkan atas pengalihan aset holding baru kepada operating company baru
Selain itu, proses pembentukan holding BUMN semen awal dibentuknya masih memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai investment holding maupun operator holding

BACA JUGA: Perum PPS Minta Perluasan Wilayah

"Membentuk holding saja dianggap masih menyisakan lack of trust (ketidakpercayaan) di antara grup," tegasnya.

Walau demikian, diakuinya bahwa dengan restrukturisasi holding, diharapkan mampu mengeliminasi lack of trust yang saat ini masih tersisa
"Dalam holding yang baru terdapat fungsi-fungsi yang telah disentralisasikan, yaitu pemasaran, litbang, procurement, corporate, support, keuangan, SDM dan sisfo, serta tim proyek," jelas Dwi.

Dwi pun menambahkan, surat permohonan dari Menteri BUMN kepada Menteri Keuangan (Menkeu) untuk menggunakan nilai buku dalam transfer aset telah dikirimkan

BACA JUGA: Kejagung Bantah Ditekan Menkeu

Selama menunggu proses persetujuan dari Menkeu itu, dibentuklah function holding sebagai bridging plan.

Sementara di tempat yang sama, Direktur Pemasaran PT Semen Padang (SP) Widodo menjelaskan, proyek pembangunan pabrik baru di PT SP akan diberi nama pabrik PT SGG III, dengan biaya mencapai 350 juta dolar AS dan dilaksanakan pada tahun 2010 ini"Kepastian membangun PT SGG III yang berlokasi di Kota Padang tersebut berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan LPEM Institut Teknologi Surabaya (ITS), yang ditunjuk PT Semen Gresik untuk melakukan studiDari studi itu dapat disimpulkan bahwa proyek pabrik baru layak untuk dilaksanakan," kata Widodo.

Hasil studi kelayakan ITS itu, lanjutnya, akan dilanjutkan dengan fairness opinion oleh mitra yang ditunjuk oleh Semen GresikSelain itu, saat ini PT SP sendiri juga sedang melakukan usaha penambahan cadangan bahan baku, guna memenuhi kecukupan perluasan pembangunan PT SGG III, melalui proses status hukum SIPD 412 Ha area cadangan batu kapur.

Terkait soal masalah limbah PT SP yang mencemari Sungai Batang Arau, berbentuk sedimentasi limbah 100 ton setiap hari yang dipertanyakan Komisi VI, Widodo lantas dengan tegas membantah hal tersebut"Data itu tidak benar dan tidak valid," tegas WidodoDia menjelaskan, berdasarkan data Balai Riset dan Standarisasi Industri Padang, kualitas air yang berasal dari pabrik SP yang pemeriksaannya dilakukan bulan Februari lalu, masih memenuhi baku mutu sesuai dengan peraturan yang berlaku.

"Untuk memastikan lebih lanjut, PT SP akan menunjuk tim ahli independen dari IPB atau LIPI, untuk melakukan penelitian terhadap dugaan pencemaran di Sungai Batang Arau itu," janji Widodo pula(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sri Mulyani Batal Konferensi Pers


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler