JAKARTA - Dua anggota Komisi VI DPR masing-masing Emil Abeng (dari Fraksi Golkar) dan Refrizal (dari Fraksi PKS) mendesak Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merealisasikan janji pemerintah yang akan membentuk holding perusahaan semen milik negaraKomitmen tersebut, kata mereka sudah dijanjikan oleh pemerintah semenjak tujuh tahun yang lalu disaat Sugiarto menjadi Menteri BUMN.
"Pembentukan holding perusahaan semen milik negara bisa jadi merupakan salah satu cara untuk mendongrak lemahnya posisi perusahaan semen milik negara dalam menghadapi persaingan pasar yang hingga kini 63 persen dikuasai perusahaan semen milik swasta
BACA JUGA: Operasi Dua Blok Migas Dihentikan
Jadi tidak usah cerita atau minta persetujuan initial public offering (IPO) dulu ke DPRKalau masalah holding tersebut tidak juga mengalami kemajuan lanjutnya, maka solusi terbaik bagi upaya meminimalisir potensi konflik dan mendorong daya saing perusahaan semen BUMN adalah mengembalikan posisi PT Semen Padang (PTSP) dan PT Semen Tonasa (PTST) ke posisinya semula yakni berdiri masing-masing malalui jalur spin off.
"Dengan keterikatan PTSP dan PTST terhadap PT Semen Gresik saat ini dan ditambah dengan karakter birokrasi yang ada di BUMN yang sangat lamban dalam menyikapi pasar maka spin off menjadi pilihan yang rasional," tegas anggota DPR dapil Sumbar II itu.
Terlebih dengan berhasilnya masyarakat Sumatera Barat bersama pemerintah provinsi dan DPR hingga Menteri Kehutanan melepaskan lahan seluas 412 hektar yang dulunya dipatok sebagai hutan lindung.
"Dalam forum resmi ini saya ungkap bahwa masyarakat Sumatera Barat merasa tidak nyaman adanya rencana penambahan pembangunan pabrik semen di Indarung tapi dengan nama PT Semen Gresik karena ini mereka anggap sebagai proses mengeleminir eksistensi dan sejarah PT Semen Padang sebagai perusahaan semen tertua di Indonesia yang terlanjur melekat jadi kebanggaan masyarakat Minang baik di ranah maupun di rantau," ungkap Refrizal.
Oleh karena itu, silakan realisasi rencana membangun pabrik semen di Sumatera Barat, tapi saya sarankan untuk menggunakan nama yang lebih menasional melalui holding, imbuh politisi kelahiran Pariaman itu.
Prihal macetnya proses pendirian holding perusahaan semen Indonesia juga dikritisi oleh anggota DPR Emil Abeng
BACA JUGA: Menkeu Baru Harus Bisa Kuasai Makro
Menurut dia, kenapa terlalu lama proses holding?"Sudah hampir sepuluh tahun issu holding ini digulirkan, tapi kian hari kian redup prosesnya
BACA JUGA: Investor: Tarif Tol Harus Rutin Naik
Sama halnya dengan rencana holding PTPN," tegas Emil.Terlebih setelah mendengar paparan Irnanda Laksanawan, Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur yang lebih cenderung bersifat operating"Holdingnisasi bersifat operating dalam perjalanannya sarat dengan conflict of intrestIni berbahaya," tegasnya.
Akibat lamanya proses holding yang bersumber dari tidak adanya visi Kementerian BUMN dalam membangun holding, perusahaan semen BUMN sudah kehilangan waktu dan dikepung Holcim dan Indocement"Pemerintah jangan under estimate pada perusahaan semen yang dikelola swasta," tegasnya.
Sama halnya dengan Refrizal, Emil Abeng juga mendesak PTSP dipisahkan saja dari PT SGG kalau memang apada akhirnya issu holding hanya sebatas menenangkan masyarakat Sumatera Barat"Kalau akan begini-begini terus, spin off saja Semen Padang dari PT Semen Gresik agar PT Semen Padang bisa lebih kreatif dalam menghadapi serangan perusahaan semen swasta," pinta Emil(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Freeport dan Newmont Harus Mau Renegosiasi
Redaktur : Tim Redaksi