Honorer Dipukul, Pingsan, Diperkosa 3 Pria Lalu Dibunuh

Senin, 30 Mei 2016 – 16:50 WIB
Reka ulang pembunuhan Nisa. Foto: Rakyat Kalbar

jpnn.com - SEKADAU – Aksi pembunuhan terhadap Nisa ternyata sangat mengerikan. Itu terungkap dalam rekonstruksi yang dilakukan Polres Sekadau untuk mengungkap pembunuhan terhadap tenaga honorer kebersihan di Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Sekadau tersebut.

Tiga tersangka melakukan 45 adegan dalam rekonstruksi tersebut. Ketiga pelaku ialah Hamdani alias Obeng, Zaenal bin Angkong, dan Abang Hamdan alias Abang.

BACA JUGA: Wakil Bupati Ini Sumbangkan Semua Gajinya untuk Warga

"Terungkap korban dibunuh. Para tersangka berupaya menghilangkan barang bukti, sehari setelah mayat korban ditemukan,” kata Kasat Reskrim Polres Sekadau AKP Kadir Purba usai rekonstruksi seperti dilansir Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group).

Aksi keji para pelaku dilakukan lima hari, mulai Selasa (19/4) hingga Sabtu (23/4). Adegan-adegan itu terjadi di empat lokasi. Yakni, mess karyawan tempat tersangka bekerja, semak-semak lokasi korban diperkosa, embung di mana jasad korban ditenggelamkan, dan di Desa Merapi area tersangka membuang HP Nisa ke Sungai Kapuas.

BACA JUGA: Begini Penyelundupan Mayat dari Malaysia ke Indonesia

Adegan dimulai saat tersangka Hamdani alias Obeng dengan korban Nisa tiba di mess karyawan tempat tersangka bekerja. Di sana ada tersangka Zaenal bin Angkong, dan tersangka Abang Hamdan alias Abang.

Dari pertemuan itu, tersangka Zaenal bin Angkong dan tersangka Hamdani alias Obeng mengajak Nisa bersetubuh dengan imingan sejumlah uang. Keduanya kemudian membawa korban Nisa ke semak-semak dekat kawasan perkebunan sawit, berjarak sekitar satu kilometer dari kompleks perkantoran Pemkab Sekadau.

BACA JUGA: Pengusaha Ini Ditangkap saat Malam Minggu di Bandung

Sampai di lokasi, ajakan berbuat mesum itu ditolak Nisa. Kedua tersangka yang sudah bernafsu menjadi kalap. Tanpa berpikiran panjang, Zaenal langsung menghujamkan bogem mentah ke wajah Nisa.

“Obeng pun membantu menghujamkan pukulan telak pada ulu hati korban,” kata Purba.

Akibat pukulan itu, Nisa langsung pingsan. Bejatnya, dalam kondisi tak sadarkan diri, korban diperkosa oleh tersangka Zaenal. Kemudian digilir oleh tersangka Obeng.

Usai diperkosa, kedua tersangka membunuh Nisa dengan membekap mulut dan hidungnya menggunakan kain kerudung yang digunakan korban.

“Yang membekap mulut tersangka Obeng. Tersangka Zaenal memegang tangan dan kaki korban,” tutur Purba.

Korban saat dibekap memang sempat meronta. Namun karena kalah tenaga, Nisa akhirnya tewas. Usai membunuh Nisa, Zaenal dan Obeng kembali ke mess menggunakan sepeda motor korban.

Di mess, mereka bertemu Abang Hamdan. Obeng meminta Abang untuk mencuci motor Nisa. Kemudian dia menyerahkan HP Nisa kepada Abang. Obeng sempat mengatakan kepada Abang bahwa Nisa sudah mereka ikat di hutan.

Dia juga mengancam agar Abang tidak buka mulut. Di bawah ancaman itu, Abang pun menuruti perintah Obeng. Malam harinya, tersangka Zaenal dan Obeng kembali ke lokasi mayat Nisa.

Mereka mengikat mayat ibu muda itu dengan karung goni yang di dalamnya terdapat empat batako. Keduanya kemudian membuang mayat Nisa ke dalam embung kawasan perkebunan sawit, tak jauh dari lokasi pembunuhan.

Keesokan harinya, Obeng menyuruh tersangka Abang menyimpan sepeda motor Nisa di kebun karet di sekitar lokasi. Usai menyimpan motor korban, ketiganya bekerja di kebun sawit seperti biasanya.

Sebelum jenazah ditemukan, Abang menyerahkan HP Nisa kepada Zaenal. Kemudian mengirimkan Short Message Service (SMS) ke keluarga Nisa. Sore harinya, Zaenal menyerahkan HP Nisa kepada Obeng.

Obeng kemudian menyuruh Abang membuang HP tersebut ke Sungai Kapuas. “HP itu pun langsung dibuang tersangka Abang ke Sungai Kapuas,” tutur Purba.

Purba menegaskan, reka ulang atau rekonstruksi ini dilakukan sebagai upaya untuk melengkapi berkas perkara kasus tersebut. “Target kami, minggu ini sudah bisa dikirimkan ke jaksa penuntut,” tegasnya. (bdu/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wuihhh... PNS Sering ke Luar Negeri, Setahun 10 Kali


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler