Honorer K2 Sebut Presiden Dapat Info Sesat dari Anak Buahnya

Sabtu, 08 September 2018 – 14:55 WIB
Massa honorer K2 saat aksi pada Hari Buruh, 1 Mei 2018. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Honorer K2 (kategori dua) DKI Jakarta ikut menyesalkan langkah pemerintah yang hanya mengalokasikan 13.347 kursi CPNS bagi mereka.

Itu berarti ada 425.243 honorer K2 yang gigit jari. Sementara formasi CPNS 2018 yang tersedia sebanyak 238.015.

BACA JUGA: Penting Diketahui Calon Pelamar CPNS 2018, Honorer K2 Juga

Koordinator Honorer K2 DKI Jakarta Nurbaiti mengatakan, secara tidak langsung pemerintah sedang membangun ketidakpercayaan masyarakat khususnya honorer.

"Ini sama saja pemerintahan atau rezim yang PHP (pemberi harapan palsu)," ujar Nur, sapaan akrabnya, kepada JPNN, Sabtu (8/9).

BACA JUGA: Pimpinan Honorer K2 Bandingkan Jokowi dengan SBY

Namun, menurut Nur, kebijakan tersebut tidak bisa disalahkan. Pemerintah ragu angkat K2 karena Presiden Jokowi mendapatkan bisikan dari anak buahnya tentang jumlah honorer K2 yang sangat besar.

"Kalaupun presiden tahu, tapi kalau pembisiknya menyebutkan angka yang tidak rasional otomatis presiden ragu mengeluarkan kebijakan yang pro K2. Apalagi ini bak buah simalakama. Jika dikasih ke K2, kan K2 bukan hanya guru, ada banyak profesi di dalamnya," terangnya.

BACA JUGA: Honorer K2 Tua karena Mengabdi Lama, Pemerintah tak Tahu?

Di sisi lain, honorer K2 tidak bisa menahan marah karena pemerintah benar-benar mempermainkan perasaan mereka.

Nur melanjutkan, honorer K2 yang lama mengabdi dan bahkan banyak anak didik yang berhasil tapi pengabdian mereka tidak dilirik.

Menurut Nur, bentuk perjuangan membuat harum nama bangsa juga dilakukan honorer K2.

Cuma yang membedakan kalau K2 perjuangannya tidak diekspos. Sedangkan atlet disiarkan langsung.

"Kalau buat kebijakan harusnya kan pemerintah bisa lihat pengorbanan K2 selama ini ditambah lagi setelah melihat atlet gampang dan mudah jadi PNS. K2 harus menelan pil pahit bahwa pemerintah membuka pelamar umum, inikan aneh karena dibatasi usia," ketusnya.

Saat ini, lanjut Nur, honorer K2 sudah capek dan lelah di-PHP-in. Apa pemerintah tidak jeli kalau usia K2 banyak di atas 35 tahun.

Kalau tidak niat mengangkat K2 ya sekalian saja jangan dikasih formasi. "Kok sepertinya K2 dianggap barang sisaan," cetusnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 30 Tahun Honorer K2 Digaji Rp 150 Ribu tanpa TPG


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler