jpnn.com, JAKARTA - Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tidak sepenuhnya dinikmati rakyat, khususnya honorer.
Ketum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Forum Honorer Tenaga Teknis Administrasi-Kategori Dua (FHTTA-K2) Indonesia Riyanto Agung Subekti mengatakan selama sepuluh tahun berjuang pascarekrutmen CPNS 2013 belum ada hasilnya.
BACA JUGA: Pengangkatan PPPK Tanpa Tes? Ini Bocoran DPR RI, Honorer K2 BergembiraÂ
Dia menilai pemerintahan Presiden Jokowi masih mengulur-ulur masa pengabdian para honorer K2 tenaga teknis administrasi, padahal usia mereka sudah rata-rata berkepala lima.
Artinya, masa pensiun sudah di ambang pintu, bahkan sudah banyak di antara mereka yang meninggal dunia, mengundurkan diri karena tidak tahan dengan himpitan ekonomi yang semakin keras.
BACA JUGA: Kabar Gembira dari Panja RUU ASN untuk Honorer K2 Tenaga Administrasi, Bersyukurlah
"Segala kehidupan membutuhkan uang, apalagi dengan sistem kapitalisme yang sudah diterapkan," kata Kang Itong, sapaan akrabnya kepada JPNN.com, Kamis (17/8).
Dia menunjukkan bukti nasib honorer K2 khususnya tenaga teknis administrasi yang telah bertarung habis-habisan untuk bisa bertahan hidup dengan upah terbilang sangat minim.
BACA JUGA: Tohiri Dibunuh, Jasadnya Dibuang ke Kali
Banyak honorer K2 di daerah pedalaman tidak dibayarkan upahnya pada akhir bulan. Mereka masih menunggu 2-3 bulan baru dibayarkan. Itu pun hanya sekadar ongkos lelah kerja.
"Apakah itu menunjukkan honorer sudah merdeka?" sergahnya.
Dia meminta pemerintah berpikir, bagaimana jika pelayanan publik di instansi pemerintah tidak ada honorer tenaga teknis administrasi. Apakah kemerdekaan yang diperoleh hanya di atas kertas.
Lebih lanjut dikatakan honorer K2 tenaga teknis administrasi memang masih dalam tahap perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan agar bisa bertahan hidup walaupun upah yang didapatkan sangatlah minim.
Kehadiran mereka sangat penting. Jangan hanya guru, tenaga kesehatan (nakes) dan penyuluh pertanian saja yang dianakemaskan.
"Teman-teman kami juga banyak mengabdi di dinas-dinas yang peranannya tidak kalah pentingnya dengan guru, nakes dan penyuluh pertanian," ucapnya.
Kang Itong menyayangkan pemerintah seolah menganggap tenaga teknis administrasi hanya sebagai pelengkap. Pemda, bahkan tanpa kompromi dan tidak manusiawi merumahkan tenaga teknis administrasi ini.
Lebih mencengangkan lagi, ungkap Kang Itong, para honorer K2 dari Kemenag yang lulus CPNS 2013 ternyata masih banyak yang belum mendapatkan SK pengangkatan.
Ini sangat lucu aneh bin ajaib, karena hampir 10 tahun mereka terus mengabdi dan berharap SK CPNS tersebut segera. Namun, penantian panjang ini membuat mereka enggan untuk bersuara.
"Apakah ini yang dinamakan merdeka?" seru Kang Itong. (esy/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lelaki Ini Tak Bisa Menahan Nafsu Melihat Wanita Bule Berpakaian Seksi
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Mesyia Muhammad