Horas... Bandara Silangit Naik Kelas

Rabu, 22 Februari 2017 – 16:48 WIB
Pesawat milik Garuda Indonesia saat mendarat di Bandara Silangit, Tapanuli Utara. Foto: Sumut Pos/JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Gengsi Bandara Silangit di Siborong-borong - Tapanuli Utara, Sumatera Utara bertambah. Berdasar rapat kabinet terbatas pekan lalu, bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II itu bakal dinaikkan kategorinya menjadi international airport pada tahun depan.

“Karena itu, perpanjangan landasan dari 2200 meter menjadi 2650 meter, dan pelebaran dari 30 meter ke 45 meter bakal segera dituntaskan,” ujar Menpar Arief Yahya, di Jakarta.

BACA JUGA: Top, Wonderful Indonesia Raih Dua Gelar Bergengsi di AS

Karena status Bandara Silangit bakal menjadi international airport, maka pemerintah akan melengkapinya dengan fasilitas carantine, immigration, quarantine, port (CIQP). Bandara lain yang akan dinaikkan statusnya adalah Komodo di Labuan Bajo yang sampai sekarang masih berada di bawah pengelolaan Kementerian Perhubungan.

“Semua bandara yang masuk dalam pengembangan Sepuluh Bali Bali atau Sepuluh Top Destinasi Prioritas yang diproyeksikan menjadi international airport,” tutur Arief.

BACA JUGA: Semakin Sadar Wisata, Belitung Genjot Jumlah Homestay

Mantan Dirut PT Telkom itu menambahkan, untuk mencapai standar global dengan pelanggan tingkat dunia, maka aksesnya pun harus bertaraf international. “Sehingga ada direct flight yang bisa langsung dari negara originasi ke destinasi prioritas itu,” ujar Arief.

Dari 10 Destinasi itu yang belum memiliki bandara internasional adalah Danau Toba di Sumut, Labuan Bajo di NTT, Wakatobi du Sulawesi Tenggara dan Morotai di Maluku Utara.

BACA JUGA: Kemenpar Gelar Talk Show Jalur Rempah di HPN 2017

Sedangkan kawasan Jogja-Solo-Semarang (Joglosemar) kini sudah punya Bandara Internasional Adi Sucipto. Hanya saja, kapasitasnya sudah overload.

Karena itu, Presiden Joko Widodo sudah meletakkan batu pertama pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo. Bandara itu akan semakin mendukung destinasi Joglosemar dengan Borobudur sebagai ikonnya.

Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas Kemenpar Hiramsyah S Thaib mengatakan, naiknya status Bandara Silangit bakal berimbas positif bagi destinasi Danau Toba. Saat ini, Danau Toba di bawah pengelolaan badan otorita khusus.


“Info dari Pak Menko Maritim Luhut Panjaitan memang seperti itu. Di rapat kabinet terbatas minggu lalu Menhub Budi Karya hadir juga, Bandara Silangit bakal naik kelas. Ini kabar yang bagus buat percepatan destinasi Danau Toba, yang saat ini Badan Otrita Pariwisata Danau Toba sedang bekerja keras,” ujar Hiramsyah yang didampingi Direktur Utama Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba Arie Prasetyo.

Setelah Danau Toba ditetapkan menjadi satu dari 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia, Badan Otorita Danau Toba (BODT) memang makin getol membenahi danau vulkanik terbesar di dunia itu. Hiramsyah menambahkan, Presiden Joko Widodo sudah berkali-kali mengingatkan semua pihak untuk all-out demi menggenjot pariwisata Danau Toba.

“Dari bandara yang sebelumnya tidak layak dilandasi pesawat, lantas dibenahi, dan sekarang sudah 300-500 orang per hari. Hasilnya mengejutkan, penumpang naik lima hingga enam kali lipat di Bandara Silangit,” ujar Hiram.

Pembenahan insfratruktur di Bandara Silangit juga terus dilakukan. Tahapannya sudah masuk dalam level renovasi Bandara Silangit untuk mengejar kapasitas 500 ribu penumpang.

Sedangkan proses renovasi ditargetkan selesai pada April tahun ini. Nantinya, Bandara Silangit akan disinggahi pesawat berbadan besar seperti milik maskapai Citilink dan Garuda.

Menurut Arie Prasetyo, landasan pacu Bandara Silangit juga diperbaiki. PT Angkasa Pura II bahkan mengebut perbaikan runway Bandara Silangit bahkan dikebut dari target semula pada Desember tahun ini menjadi September mendatang.

“Jadi, harapan kita, September 2017, Bandara Silangit sudah bisa diresmikan, khususnya terminal dan landasan. Maka pada bulan April 2018, Bandara Silangit sudah bisa kita usulkan menjadi bandara internasional,” tuturnya.

Dari paparan Arie, Bandara Silangit sangat mungkin dipromosikan menjadi bandara internasional. Dasarnya adalah Peraturan Kementerian Perhubungan RI yang memungkinkan sebuah bandara bisa diusulkan naik kategori karena adanya perkembangan pariwisata yang cukup besar. “Itulah alasannya,” sebut Arie.

Dari sisi market juga sangat mendukung. Wilayah Danau Toba terutama di Tapanuli Utara menyumbang 73 persen jumlah wisatawan mancanegara bagi Sumut. Umumnya wisatawan-wisatawan itu datang dari negara-negara Asia seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand dan Vietnam. “Mayoritas pengunjung ke Sumut tahun lalu dari Malaysia mencapai 50 persen lebih,” imbuhnya.

Setelah Silangit naik kelas, Arie berharap agar perjalanan dari Singapura ke bandara yang diresmikan pada 2005 itu tidak lagi melalui Kualanamu. Wisatawan akan diarahkan secara langsung ke Silangit

“Maunya dari Bandara Singapura ke Silangit bisa ditempuh dalam waktu dua jam atau 1,5 jam supaya hari itu juga mereka bisa menikmati alam Danau Toba,” ujarnya.

Lantas apa yang akan dilakukan setelah peresmian run way September nanti? ”Kerja paralel,” ucap Arie.

Badan Otorita Pariwisata Danau Toba, sambungnya, akan kembali membuka kerja sama dengan Malaysia Airlines dan Singapore Airlines untuk kembali menawarkan langkah konkret yang sudah dilakukan setelah sebulan penerbangan perdana ditetapkan. Nantinya, Kemenhub juga akan memberi masukan tentang hal-hal yang harus dibenahi setelah Silangit menjadi bandara internasional.

“Nah, untuk itu, kami harus bekerja secara paralel lagi dengan bandara internasional melalui intensif yang harus kita tawarkan, supaya perusahaan airlines dari luar negeri tertarik memulai bisnis. Kita benahi dulu bandara kita, baru berani kita jualan,” tegas Arie.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingat, Brand Power Indonesia di Mancanegara Masih Lemah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler