jpnn.com - Namun, latihan yang dijalani lifter asal Balikpapan, Kaltim tersebut masih disesuaikan dengan kondisi badannya. Triyatno hanya menjalani latihan yang bisa dilakukan dalam kondisi tubuh terbaring. Wajar. Sebab, dengan kondisi lutut yang masih bermasalah, Triyatno memang tak boleh melakukan latihan yang mengandalkan kekuatan tumpuan kaki.
Latihan pun akan dilakukan dengan bertahap. Untuk empat bulan kedepan, Triyatno tidak diperbolehkan mengangkat barbell. Nah, setelah enam bulan, dia baru bisa “memakan” besi. Itupun dengan total angkatan yang sangat minim. Yakni hanya 20 kg.
BACA JUGA: Mario Gotze Pastikan Absen di Final
“Memang tidak boleh langsung mengangkat barbel. Sebab, tumpuan kakinya belum kuat. Jadi harus dilatih perlahan-lahan,” terang Triyatno di Jakarta, Kamis (23/5).
Perkembangan proses kesembuhan cederanya juga berjalan cepat. Triyatno kini tak lagi menggunakan penyangga untuk berjalan. Cara berjalannya pun sudah terlihat santai layaknya orang yang tak mengalami masalah di kaki.
BACA JUGA: 10 Judoka Indonesia TC di Taiwan
Semua itu tak lepas dari keberadaan pelatih asal Tiongkok Huang Qianghui. Triyatno mengatakan, dia mendapatkan treatment khusus dari pelatih asal Negeri Panda, nama lain Tiongkok tersebut. Qianghui pula yang menyarankan agar lifter peraih perunggu di Olimpiade 2008 tersebut berani menjalani latihan ringan.
“Memang masih belum berani untuk latihan berat. Tapi ini progress yang cukup bagus. Kalau stabil, tentu bisa berjalan seperti rencana,” tegas Triyatno. (jos/jpnn)
BACA JUGA: Komding Ringankan Hukuman Romaropen
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dortmund Tak Akan Ikuti Gaya Muenchen
Redaktur : Tim Redaksi