jpnn.com, SAMARINDA - Muhammad Riharja (38) meninggal dengan kondisi kepala pecah setelah dihantam menggunakan palu oleh Saripuddin di Jalan Pelita, Sungai Pinang, Kalimantan Timur, Senin (16/7).
Saat itu pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans) Kaltim tersebut sebenarnya sudah mengenakan helm.
BACA JUGA: Malaysia â Kaltim Jajaki Kolaborasi Industri Pariwisata
Hantaman keras membuat warga Jalan Pipit itu terjatuh dari motor.
Selain itu, wajah pria yang karib disapa Rama tersebut juga berlumuran darah.
BACA JUGA: Investor Malaysia Lirik Perkebunan Kaltim
Saripuddin yang melihat Rama tidak berdaya langsung mengayunkan palu secara bertubi-tubi.
Warga yang menyaksikan kejadian mengerikan itu langsung berhamburan. Beberapa warga mencoba mengambil kayu untuk menghentikan ulah Saripuddin yang kesetanan.
BACA JUGA: Harga Kelapa Sawit Turun, Penjualan Tetap Bagus
Saripuddin sempat kabur saat dikejar warga. Namun, tidak berselang lama dia malah kembali ke lokasi dan mengamuk.
Dua polisi berpakaian preman yang melintas di kawasan itu langsung turun tangan.
Salah satu polisi mencoba meringkus Saripuddin, sedangkan yang lainnya mengevakuasi Rama.
Namun, Saripuddin tidak mudah ditangkap. Dia juga cuek menghadapi tembakan peringatan dari petugas
Saripuddin bahkan sempat melawan petugas yang mencoba menangkapnya.
Petugas akhirnya menembak kaki kiri Saripuddin. Akan tetapi, Saripuddin belum menyerah.
Petugas lantas menembak paha kiri Saripuddin. Dua tembakan itu membaut Saripuddin tidak berdaya.
Dia lantas diamankan di depan rumah warga dengan tangan terborgol.
Sementara itu, Rama dibawa ke RS AW Sjahranie. Namun, nyawa ASN golongan III-B tersebut tak dapat diselamatkan.
Dia mengembuskan napas terakhir sebelum tiba di rumah sakit.
Saksi mata bernama Kurni (40) mengatakan, Rama merupakan pengendara motor yang ada di depannya.
Ketika serangan itu terjadi, Kurni memilih balik arah dan mengambil sebuah kayu untuk menghalau Saripuddin.
“Semua pengendara diadang dan ada satu pengendara motor yang sempat dihantam kepalanya. Pengendara itu mengenakan helm dan terus melanjutkan perjalanan meskipun sempat menahan sakit di kepala,” kata Kurni sebagaimana dilansir laman Prokal, Selasa (17/7).
Sementara itu, Junaidi yang merupakan rekan kerja Rama menuturkan, keributan di simpang Jalan Pelita terjadi tak jauh dari kantornya.
Saat dia mendekat, ternyata rekannya sudah bersimbah darah dan bersandar di pohon di pinggir jalan.
“Saya sempat kaget melihat seragam PNS yang dikenakan. Saat saya dekati, rupanya rekan sekerja saya,” kata Junaidi.
Saat itu Junaidi langsung meminta bantuan kendaraan yang melintas untuk membawa Rama ke rumah sakit.
“Saat dibawa, kondisinya sudah sangat parah luka di kepala, mulut dan mata kanan. Dan sepertinya sudah meninggal dunia sebelum sampai rumah sakit,” ucap Junaidi.
Di sisi lain, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Vendra Riviyanto mengatakan, saat ini Saripuddin sudah diamankan bersama palu yang digunakan untuk memukul Rama.
“Pelaku melakukan pengancaman terhadap para pengendara yang melintas di Jalan Pelita ini. Korban (Rama) melintas setelah membeli makanan dan hendak kembali ke kantornya, kemudian dihantam di bagian kepala dan meninggal dunia,” kata Vendra.
Dia belum bisa menyimpulkan Saripuddin mengalami gangguan jiwa.
“Kami akan minta saksi ahli. Informasi yang kami dapat pelaku adalah tukang bangunan yang dituduh mencuri. Diduga karena hal itu dia mengamuk dan menjadi labil,” kata Vendra. (kis/beb/yud/k1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mbak Reni Kaget, Ada Piton 3,5 Meter di Kolong Rumah
Redaktur & Reporter : Ragil