Hotspot Riau Capai 417 Titik

Selasa, 22 Juli 2014 – 03:45 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jumlah hotspot yang identik dengan titik api di Riau semakin hari meningkat tajam. Untuk itu pemerintah daerah diminta waspada bencana kebakaran dimusim kemarau yang sedang berlangsung.

Berdasarkan rekaman satelit terra dan aqua dari BMKG, hotspot terbaru Sumatera 21 Juli 2014 pukul 05.00 WIB berjumlah 570 titik, 417 di antaranya ada di Riau.

BACA JUGA: Keluarga Pencuri Ditahan Polisi Balikpapan

Tertinggi adalah Rokan Hilir sebanyak 327 titik. Menyusul Bengkalis 27, Meranti 1, Kampar 9, Dumai 6, Kuansing 5, Pelalawan 9, Rokan Hulu 21, Siak 6, Inhil 4 dan di Inhu 2.

"Cuaca Riau pada umumnya cerah tapi peluang hujan di perkirakan sangat minim. Artinya potensi kebakaran sangat tinggi kalau kebakaran dibiarkan saja," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo PUrwo Nugroho dikonfirmasi JPNN, Senin (21/7) malam.

BACA JUGA: Speedboat Pemudik Tabrakan, 3 Tewas, 1 Hilang

Dikatakan, potensi kebakaran hutan dan lahan tidak saja di Riau tapi ada di seluruh Indonesia. Namun hujan masih akan diturun di wilayah selatan equator.

Untuk di Sumatera seperti Lampung, Bengkulu. Sementara di Jawa hujan masih turun di Jawa Barat dan Banten. Sementara kondisi Riau selalu kering apalagi di musim kemarau.

BACA JUGA: Geng Motor Beraksi, Satu Remaja Tewas

"Dengan kondisi seperti itu (musim kemarau) potensi Karhutla makin tinggi. Apalagi julmah hotspot meningkat, terutama di Rohil. Selalu dia paling tinggi. Artinya Pemdanya tidak optimal mengatasinya. Padahal Wabupnya anak Gubernur Riau, harusnya lebih aktif," tutur Sutopo.

BNPB, kata Sutopo, terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah disamping mensiagakan sejumlah helikopter yang sebagian terus diturunkan melakukan modifikasi cuaca. Namun, kendali operasi masih tetap pada Gubernur Riau.

Karena itu dia meminta Gubernur dan Bupati di Riau memaksimalkan operasi, terutama pencegahan dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan aktifitas pembakaran lahan.

"Paling penting bagaimana pencegahan dari darat, patroli dan penegakan hukum. Kemarin saya dapat info masyarakat resah tidak dapat mengolah lahan, sehingga mencuri kesempatan membakar lahan. Ini artinya aparat juga lengah," tegasnya.

Nah, karena sumber dan lokasi karhutla sudah diketahui, pemda harus proaktif. Termasuk masyarakat dengan ikut melakukan pengawasan. Begitu ada kejadian pembakaran masyarakat harus segera melapor dan menangkap pelakunya bersama-sama. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cucu Selamatkan Nenek dari Kobaran Api


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler