Huft…Masih Ada Saja yang Tertipu Seleksi CPNS Abal-Abal

Kamis, 01 September 2016 – 13:08 WIB
PNS. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - SURABAYA – Sebanyak 50 orang mendatangi Balai Kota Surabaya, kemarin. Mereka ternyata tertipu tes seleksi PNS. Puluhan orang itu mengaku menerima surat telah diterima sebagai CPNS di berbagai dinas di lingkungan Pemkot Surabaya.

Orang-orang tersebut begitu siap untuk bertemu Wali Kota Tri Rismaharini. Baju mereka hitam-putih. Namun, kesiapan itu berubah menjadi lemas. Terlebih saat beberapa pejabat pemkot memberikan penjelasan bahwa tidak ada perekrutan formasi pegawai negeri baru.

BACA JUGA: Kriminolog Sebut Mirna Sudah Merasa Tak Nyaman dengan Jessica

Sadarlah bahwa mereka adalah korban penipuan. Para korban itu lantas diarahkan untuk melapor ke polisi. Penipuan tersebut ditengarai dilakukan seseorang bernama Anang Effendi. Dialah yang minta uang kepada korban.

Katanya untuk syarat jadi PNS. Kini Anang tidak diketahui rimbanya. Dia sudah menggondol uang para korban. Nilainya ratusan juta rupiah. Kasus itu sendiri bermula saat Anang berkenalan dengan Benny Susilo, salah seorang korban.

BACA JUGA: Kapolri Belum Berani Bicara Sanksi buat Muncikari Gay

''Tiga anak dan ipar saya ikut daftar. Saya juga sudah setor uang ke dia,'' ujar Benny kepada Jawa Pos.

Pensiunan PNS bagian umum RSUD dr Soetomo itu masih tidak percaya bahwa Anang tega menipu dirinya. Dia bertemu dengan Anang sekitar enam bulan lalu di sebuah warung kopi di kawasan Dukuh Setro. Saat berkenalan, Anang banyak menceritakan bahwa dirinya dekat dengan para pejabat.

Perkenalan itu pun berlanjut semakin akrab. Sampai pada suatu kesempatan Anang menawarkan pekerjaan sebagai PNS.

''Entah kenapa kok saya ini percaya saja. Nggak tahu digendam atau memang dia yang pintar omong,'' tambah Benny.

Benny yang percaya mulai menyebarkan berita itu. Banyak kenalannya yang diberi tahu. Lama-kelamaan memang banyak teman maupun tetangganya yang juga tergiur untuk jadi PNS.

BACA JUGA: Kubu Jessica Tolak Panasihat Kapolri jadi Saksi Ahli

 Di antara mereka, ada yang bekerja sebagai pegawai honorer beberapa dinas. Ada pula yang menganggur. Bahkan, ada yang sampai resign dari pekerjaannya demi meraih mimpinya menjadi abdi negara.

Mayoritas korban yang uangnya raib memang mengenal Benny. Mereka sangat percaya. Apalagi, Benny selama ini dikenal sebagai sosok yang baik dan kerap membantu orang kesusahan. Apalagi, track record-nya adalah pensiunan PNS. Orang pun seakan tidak pernah berpikiran negatif tentangnya.

Kawan-kawan Benny pun mulai setor uang. Oleh Benny, uang itu langsung diserahkan ke Anang. Ada yang cash, ada pula yang ditransfer. Uang yang disetor bervariasi. Mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 30 juta per orang.

Demi menjadikan ketiga anaknya sebagai PNS, Benny juga ikut mendaftar lewat Anang. ''Bahkan ada yang bantu saya. Dia gadaikan emas buat minjamkan uang Rp 30 juta ke saya,'' ungkap pria yang pensiun pada 2014 tersebut.

Anang berjanji orang yang sudah menyetor uang segera diangkat sebagai PNS. Pada Agustus mereka bisa mulai bekerja. Seiring waktu, yang sudah menyetor pun menagih. Mereka menanyakan kapan ada panggilan kerja.

Menurut Benny, mereka terus menagih kepada Anang. Pertama pada 11 Agustus. Kedua pada 23 Agustus. Ketika itu Anang beralasan bahwa pimpinan di pemkot masih membahas perekrutan PNS baru. Sampai akhirnya orang-orang malang itu benar-benar dikirimi surat Sabtu lalu. Surat tersebut diberikan Anang kepada Benny.

''Saya yang membagikan surat itu ke teman-teman. Makanya, saya ini jadi nggak enak hati,'' tuturnya.

Saat menerima surat itu, Benny sebenarnya sudah curiga. Sebab, ada beberapa kejanggalan pada isinya. Dia lalu menanyakannya kepada Anang yang menjawab bahwa surat perintah itu asli. Tanda tangan wali kota juga tertera di dalamnya.

Kemarin Benny mendadak lemas. Teman yang dikenal malah menjerumuskannya. Celakanya lagi, Benny turut mengajak banyak orang untuk masuk ke kubangan penipuan itu. ''Saya minum teh ini rasanya nggak enak. Kepikiran ini. Takut kesehatan saya nge-drop,'' lanjutnya.

Kemarin 50 orang itu sempat mendatangi Mapolsek Genteng untuk melaporkan Anang. Dari sana mereka kemudian diarahkan untuk langsung mendatangi SPKT Polrestabes Surabaya. Namun, niat untuk mengadu ke polisi itu diurungkan.

Benny mengaku masih menunggu iktikad baik dari Anang. Kemarin siang dia masih bisa menghubunginya. Anang mengaku berada di Bali untuk kulakan handphone. Namun, sorenya HP-nya sudah mati.

Dia juga sempat mendatangi rumah Anang di Dukuh Setro XA. Namun, keluarganya malah berharap Anang masuk penjara. ''Istrinya juga kesel sama dia,'' ucap Benny.

Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Surabaya Mia Santi Dewi menerangkan bahwa penipuan seperti itu bukan kali pertama. Padahal, rekrutmen CPNS secara resmi selalu diumumkan lewat media masa. Juga, lewat website resmi pemkot www.surabaya.go.id.

''Kalau ada yang menawarkan lagi jasa-jasa seperti itu, langsung cek ke website kami,'' tegas Mia

Selain itu, pendaftaran PNS tidak pernah memungut biaya. Karena itu, dia mengingatkan masyarakat agar tidak percaya jika ada yang menawarkan iming-iming pekerjaan sebagai PNS dengan kompensasi membayar sejumlah uang.

Dia juga menjelaskan bahwa pemkot tidak mengadakan penerimaan PNS pada tahun anggaran 2015 dan 2016. Sejak 2014 sistem yang digunakan pun sudah terkomputerisasi. Jadi, tidak akan ada pihak yang membantu meloloskan. Karena itu, pemkot tidak bertanggung jawab atas kerugian yang dialami para korban.

Ketua DPRD Surabaya Armuji pun naik pitam dengan kabar itu. Sebab, namanya dicatut dalam surat berjudul pencatatan PNS. Tertulis Armuji sebagai pelindung dan penanggung jawab kegiatan perekrutan tersebut. Lengkap dengan stempel PDIP dan tanda tangannya.

''Ini menyangkut nama partai dan nama saya pribadi. Ada juga nama Bu Risma. Ngawur banget orang ini,'' ucap Armuji dengan nada tinggi.

Armuji sebenarnya telah mengetahui surat itu tiga bulan lalu. Namun, dia mengira masalah tersebut sudah selesai. Dia menginstruksi para korban untuk melapor ke polisi. ''Orang kayak gitu tempatnya penjara,'' tegas legislator Surabaya dalam empat periode tersebut.

Armuji juga mendesak pemkot untuk turut melapor. Sebab, nama wali kota dan Pemkot Surabaya menjadi korban. Jika pelaku dibiarkan, bisa-bisa muncul masalah serupa. Ujung-ujungnya pemkot juga yang rugi. (did/sal/c15/dos/flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Oknum Guru Sodomi 9 Murid, Pak Polisi Sita Handbody dan Film Dewasa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler