jpnn.com - PROBOLINGGO--Kapal penyeberangan dari dan menuju Pulau Gili tetap berlayar meski memasuki musim hujan angin.
Terlebih, hingga kemarin (11/11), belum ada larangan melaut dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jakarta. Hanya, nelayan diimbau ekstrawaspada.
BACA JUGA: Alhamdulilah, Juru Parkir Dijanjikan Gaji Rp 3,2 juta
Kepala UPT Pelabuhan Perikanan Mayangan (PPM) Kartono Umar menyatakan, sesuai hasil BMKG Jakarta, dari tanggal 10-11 November 2016, perkiraan tinggi gelombang berkisar 1,25-2,50 meter di pantai utara.
Karena itu, nelayan dan kapal penyeberangan diminta berhati-hati.
BACA JUGA: Gawat! Buronan Malaysia Kok Bisa Punya Paspor Indonesia?
Jika statusnya sudah bahaya, BMKG akan mengeluarkan larangan berlayar.
Menurut Kartono, hal tersebut dilakukan demi keselamatan nelayan maupun pengguna kapal penyeberangan.
BACA JUGA: Pemkab Segera Setop Penanaman dan Isolasi Lahan Petani Tiongkok di Bogor
"Jika ada larangan, kami akan melakukan sosialisasi kepada nelayan maupun kapal penyeberangan," ujarnya.
Dari pantauan koran ini kemarin, sejumlah kapal penyeberangan tetap beroperasi seperti biasanya.
Mito, 39, warga Gili, yang juga pemilik kapal penyeberangan menyatakan, dirinya tetap mengoperasikan kapalnya karena terbiasa dengan kondisi tersebut.
Selain itu, penyewaan kapal penyeberangan menjadi satu-satunya pendapatan keluarga. "Jika tidak berlayar, anak dan istri akan diberi makan apa?" ungkapnya setengah bertanya.
Meski perairan Probolinggo dilanda hujan dan angin, menurut dia, kondisi tersebut masih terbilang aman.
Angin yang datang dari selatan menuju utara masih tidak terlalu tinggi. Apalagi, dia sudah puluhan tahun bekerja di kapal penyeberangan. (rpd/rf/c5/diq/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Heboh WN Tiongkok Bercocok Tanam di Sukamakmur
Redaktur : Tim Redaksi