Hutan Akademik, Mekar dan Rimbunlah Ebonyku

Rabu, 18 Mei 2011 – 11:37 WIB

KEBAHAGIAAN memang harus dibagi dengan orang lainPremis yang mirip-mirip dengan adagium sosial itu dilakukan Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan

BACA JUGA: Tawuran Perayaan Kelulusan

Tatkala membawakan orasi ilmiah di hadapan Sivitas Akademika Universitas Muhammadiyah, Palu, Sulawesi Tengah, pekan lalu, wajah Zulkifli sumringah terus


Mengapa? Setidaknya, ia sudah melakukan sebuah lompatan besar, meresmikan Hutan Akademik seluas 15 ribu hektar

BACA JUGA: Orang Tua Menangis, Siswa Histeris

Dua kata terakhir itu memang sempat disampaikan Bang Zul, sapaan karib Menhut Zulkifli Hasan,  sesaat sebelum terbang  ke Palu.  "Kini, tugas saya sebagai Menteri Kehutanan cukup terbantu bahkan jauh lebih ringan," sebut Bang Zul,  mantan Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) yang sangat proaktif membenahi seribu satu masalah yang membelit departemennya. 

Kegembiraan makin lengkap karena Bang Zul juga berikrar  memberikan atensi khusus berupa subsidi biaya Rp 5 juta per hektar untuk membantu pelestarian hutan akademik di lingkungan Kampus Unismuh Palu tersebut.    "Saya memenuhi undangan ini dengan rasa bangga dan suka cita yang amat mendalam," kata Zulkifli.

Setidaknya, papar Zulkifli, peresmian hutan akademik itu  membuktikan bahwa Sivitas Akademika Unismuh Palu mendukung upaya pemerintah mewujudkan hutan lestari dan masyarakat sejahtera yang berkeadilan
Ikrar dan komitmen Menhut itu kini harus dijawab secara cerdas dengan memberikan bukti kongkret  dan konsisten oleh Sivitas Akademika Unismuh

BACA JUGA: Tak Lulus Unas, Silakan Ujian Paket C

Dan, ini tentu menjadi tugas yang ekstraberat. 

Tugas ekstraberat kini memang kini dihadapi UnismuhSelain harus merawat kampusnya seluas 18 hektar, mereka juga harus menjaga, merawat, dan mengembangkan  Hutan Akademik yang pertama di Indonesia ini.  Dan, Bang Zul,  tampaknya tahu betul tugas mahaberat ituKarena itu, di samping akan memberikan subsidi, orang nomor satu di Departemen Kehutanan ini meminta Unismuh bisa bekerja sama dengan pengelola Balai Besar Taman Nasional Lore LinduKerja sama itu mutlak harus dilakukan karena Hutan Akademik ini diarahkan untuk menjadi hutan pendidikan dan pusat penelitian kehutanan
Kalau  kerja sama ini ini terwujud tentu masyarakat kehutanan di Indonesia boleh berharap banyak dari sanaSebab, nama Taman Nasional Lore Lindu adalah sebuah ikon.  Tempat ini merupakan kawasan konservasi yang sudah diakui berbagai kalangan  sebagai paru-paru dunia. 

Taman nasional ini merupakan laboratorium alam yang memiliki peran amat signifikan dalam dunia pendidikanMengapa? Secara biogeografis, Lore Lindu merupakan daerah peralihan antara Zona Asia dan Zona AustraliaKalangan terbatas yang paham masalah kehutanan di Indonesia mengenal area ini sebagai Wallace Line atau Garis WallaceWallace Line dinilai istimewa  lantaran memiliki potensi flora, fauna, dan ekosistem yang sangat spesifik

Tidak hanya ituTaman Nasional Lore Lindu juga merupakan kawasan konservasi ekosistem daratan yang secara mondial diakui eksistensinya oleh badan pangan dunia, UNESCOSalah satu bid atau penawarannya yang paling mutakhir  adalah mempromosikan keseimbangan relasi antara manusia dan alam"Saya berharap Unismuh Palu bisa bekerja sama dengan taman nasional ini, utamanya untuk pemanfaatan dan pengembangan potensi wisata alam," kata  Zulkifli Hasan.

Di samping menjadi pelopor kerja sama dengan TN Lore Lindu, Bang Zul meminta Sivitas Akademika Unismuh  berkolaborasi dengan instansi lain untuk mengembangan potensi wisata alam di Sulteng, baik yang berada di Kawasan Hutan Akademik maupun kawasan hutan lainnya

Konsekuensinya, Unismuh Palu kini harus jauh lebih terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam bidang konservasi dan kepariwisataanTermasuk di antaranya adalah memberikan konsientisasi atau kesadaran, baik secara individual maupun komunal, dengan warga sekitar

Partisipasi aktif warga sekitar dalam berbagai program pelestarian lingkungan adalah adalah sebuah syarat mutlak yang tak bisa ditawarSebab, masyarakat adalah bagian yang tak terpisahkan dari hutan dan alam sekitarnyaKerja sama ini, suka atau tidak, harus dilakukan secara terus menerus
Kontinuitas kerja sama ini akan sangat menentukan kualitas manusia dan kualitas hutan di masa depan"Berikan saja akses-akses legal yang seluas-luasnya kepada masyarakat di dalam dan di sekitar hutanKalau akses itu diberikan secara tertib, Isnya Allah, hutan kita akan tetap lestariMasyarakat kita pun akan makin sejahtera dan berkeadilan," tutur Zulkifli.

Menteri yang murah senyum ini lantas menunjukkan sejumlah preseden positif seputar pemberian akses legal yang terkait soal ituPemerintah, tuturnya, sudah memberikan akses legal kepada masyarakat setempat, utamanya di kawasan hutan produksi melalui Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) HTR, HKm, Hutan Desa, serta Hutan Rakyat Kemitraan

Menurut Bang Zul, hingga saat ini, realisasi pencadangan areal HTR adalah 631.628 hektarAkses lainnya adalah penetapan areal HKm seluas 415.153 hektar, dan realisasi izin usaha HKm 107 unitJuga realisasi penetapan areal Hutan Desa seluas 113.354 hektar"Di samping akses legal, rakyat setempat juga leluasa karena diberikan akses pembiayaan melalui BLU Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan dengan alokasi dana terserap sekitar Rp 2,3 triliun," ungkapnya.

Menteri asal Lampung ini  juga menunjuk sejumlah preseden positif yang lainDi ranah lingkungan hidup, misalnyaPreseden positif lainnya adalah penanggulangan bencana alam dan mengantisipasi perubahan iklim serta pemanasan globalYang dilakukan untuk di ranah yang satu ini adalah rehabilitasi kawasan hutan dan lahan kritisTindakan konkret yang dilakukan pemerintah adalah pencanangan program penanaman 1 Miliar Pohon

Hingga akhir 2010, sebut  Bang Zul,  sudah dilakukan penanaman sebanyak 1,39 miliar batangPenanamannya dilakukan, baik di kawasan hutan, hutan milik, rehabilitasi kebun, reklamasi pertambangan, gerakan perempuan tanam dan pelihara pohon, CSR berbagai perusahaan BUMS/BUMN, penanaman pohon trembesi khususnya di instansi TNI/POLRI, dan gerakan kecil menanam, dewasa memanen di berbagai pesantren dan sekolah se-Tanah Air

Tahun ini, jelas Zulkifli, Kementerian Kehutanansedang  merencanakan rehabilitasi hutan dan lahan DAS prioritas seluas 500.000 hektar, pembangunan HTI dan HTR seluas 500.000 hektar, serta HKm dan Hutan Desa seluas 500.000 hektar, plus Hutan Rakyat Kemitraan sebanyak 50 ribu hektar

Di hadapan wisudawan baru Unismuh Palu pekan lalu itu, Zulkifli juga mengemukakan, untuk mendukung penanaman pohon di lokasi HTR, HKm, Hutan Rakyat, serta Hutan Desa, pemerintah (baca Kemenhut, Red) memilih bersikap inklusif melalui kebijakan pertumbuhan dan pemerataan yang lebih berkualitas atau growth with equiltyArtinya, pemerintah mendorong investasi secara proporsional antara pelaku usaha besar, koperasi, usaha kecil, dan menengah

"Bidang kehutanan di masa lampau banyak melakukan konglomerasi karena pemerintah memilih kebijakan pemberian HPH harus terkait dengan industri perkayuanKini dan nanti, pemerintah memilih aglomerasi untuk menjawab besarnya biaya karena lokasinya sangat jauhJuga untuk menciptakan divisi antardaerah sebagaimana yang dilakukan dan terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu antara industri plywood, kayu gergajian, dan biomassa wood pellet enerji dengan rakyat," tambahnya.

Karena itu pula, jelas Menhut lagi, aglomerasi akan didorong di luar JawaKonkretnya adalah membangun koridor ekonomi disejumlah wilayah terutama wilayah  Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali-NTT, dan Papua

Bang Zul kemudian  merujuk pada realitasi program permintah yang sudah dilakukan pada 2010Terhadap premis ini, menurutnya, komposisi investasi di kehutanan secara proporsional melalui HTR disiapkan penyaluran dana sebesar Rp 1,2 triliunLalu, Izin Usaha Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (IUPHHK-HA/HPH) hingga Desember 2010 senilai hampir USD 2 miliar dan IUPHHK-HTI senilai hampir Rp 2 triliun.

Pemerintah juga, ungkapnya, melakukan inovasi investasi mulai 2009 berupa IUPHHK Restorasi Ekosistem senilai USD 227.602, lalu investasi penguasaan pariwisata alam, TN, THR, TWA senilai nyaris Rp 159 miliarJuga pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar sebesar 47,5 miliar, tambang seluas 54 ribu hektar, dan investasi pelepasan kawasan hutan untuk kebun seluas 259 ribu hektar.

Zulkifli juga memaparkan, investasi industri perkayuan didorong berbasis hutan tanaman, baik hutan rakyat sebagaimana yang dilakukan di Jawa dan daerah lain, maupun hutan tanaman industri untuk inudstri pulp dan kertas"Saat ini, Indonesia berada di posisi kesembilan di dunia untuk pulp dan nomor 12 dunia untuk kertasJumlah investasinya adalah Rp 23,6 triliun dan menyerap tenaga kerja hingga 254.994 orang," ucapnya.

Selain itu juga aksentuasi khusus di bidang penegakkan hukum yaitu  melakukan kerja sama dengan berbagai instansi terkaitTujuan utamanya adalah  menciptakan hutan yang lestari dan masyarakat yang sejahtera serta berkeadilan

Program-program di atas, papar Menhut, memang merupakan realiasi dari amanat Presiden untuk anggota Kabinet Pembangunan II yang mengedepankan pembangunan yang pro-poor, pro-job, pro-growth, dan pro-environment"Saya berharap, upaya ini mendapatkan sambutan mahaluas dari stakeholder kehutanan lainnya, baik dalam bidang pendidikan dan penelitianTugas saya sebagai Menteri Kehutanan adalah menstabilkan sumberdaya yang ada untuk Gerakan Penanaman dan Pemeliharaan Pohon sedikitnya 1 miliar setahun," kata Zulkifli Hasan

Kini, salah satu  realisasi tugas tersebut ada di pundak  Sivitas Akademika Universitas Muhammadiyah Palu, SultengKita berharap, agar pelaksanaan, pemeliharaan, pelestarian, dan pemanfaatan Hutan Akademik tersebut mampu menjadi kawah candradimuka hutan di Tanah AirMekarlah  ebony-ku (sejenis kayu hitam bernilai sangat tinggi dari Sulteng, Red)Rimbun dan melambailah dedaunan kayu hitam impianku(max)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Idealnya, Nilai Minimal Selalu Naik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler