Idealnya, Nilai Minimal Selalu Naik

PB PGRI Siapkan Evaluasi Pelaksanaan Unas 2011

Rabu, 18 Mei 2011 – 07:25 WIB

PERTANYAAN yang sering muncul setelah ujian nasional (unas) berakhir adalah batas nilai minimal pada tahun depanMendiknas Mohammad Nuh menyatakan, nilai minimal kelulusan tahun ini sudah kompetitif

BACA JUGA: Pengumuman SNMPTN Mulai Bisa Diakses

Sebagaimana diketahui, syarat nilai kelulusan adalah rata-rata 5,5 dan tidak ada nilai di bawah 4,0 untuk setiap mata pelajaran.

Dia menuturkan, memang idealnya setiap tahun batas nilai minimal kelulusan naik
Dia secara pribadi juga berharap batas nilai minimal kelulusan terus ditingkatkan

BACA JUGA: Panitia Pusat Ikut Bingung Nilai Nol

"Tapi, 5,5 ini sudah cukup bagus
Jika dibulatkan jadi 6," tutur mantan rektor ITS tersebut.

Menurut menteri kelahiran Surabaya itu, kajian untuk meningkatkan batas ambang kelulusan butuh kajian yang mendalam

BACA JUGA: Penyaluran BOS Kembali ke Sistem Lama

"Tidak bisa diputuskan dengan gegabah," tegasnyaMeski belum bisa dipastikan, tahun depan nilai minimal kelulusan sama dengan tahun ini.

Kemendiknas terus mengungkit kenaikan persentase jumlah kelulusan tahun ini dibanding tahun laluHasil penghitungan terakhir, persentase kelulusan Unas 2011 tercatat 99,22 persen atau 1.450.498 siswaSementara itu, kelulusan tahun lalu 89,93 persen atau 1.368.938 siswa"Peningkatan persentase kelulusan ini merupakan salah satu indikator peningkatan kualitas pendidikan secara umum," katanya.

Nuh tidak menampik kenaikan persentase kelulusan tahun ini tidak bisa dilepaskan dari penggabungan nilai ujian akhir sekolah (UAS)Di tingkat SMA dan sederajat, nilai UAS didapat dari penggabungan nilai ujian akhir tingkat sekolah dengan nilai rapor semester III, IV, dan V.

Meski mengakui nilai UAS turut mengatrol angka kelulusan, Nuh belum berani membeberkan angka murni kelulusan jika didasarkan pada nilai unas sajaDia beralasan panitia saat ini masih berfokus menggarap nilai kelulusan Unas 2011 tingkat SMP dan sederajat"Mungkin setelah sebulan bisa dipecah lagi nilai-nilai murni yang didapat dari unas," ujarnya.

Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Sulistyo menjelaskan, kenaikan persentase kelulusan cenderung bisa diprediksi sejak awalPemicunya adalah penggabungan nilai UASMenurut dia, sekolah tentu saja berpeluang mengatrol nilai UAS supaya bisa menolong siswanya untuk lulus"Kan belum tentu nilai unas saja akan lulus," ujarnya.

Tingkat kelulusan tahun ini masih belum bisa dijadikan satu-satunya patokan kualitas pendidikanPria yang juga menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) itu mengungkapkan, pemerintah tidak perlu bangga melihat angka kelulusan yang naikSebab, di lapangan ternyata masih banyak temuan kecurangan untuk mendapatkan nilai tinggi dalam unasSulistyo menjelaskan, pihaknya dan pemerintah tidak bisa menutup mata atas masih munculnya kecurangan dalam pelaksanaan unas.

PB PGRI menyiapkan evaluasi besar-besaran terhadap pelaksanaan Unas 2011Sulistyo menuturkan, seluruh wakil PGRI tingkat provinsi bakal berkumpul di Jakarta pada pengujung bulan ini untuk membahas temuan-temuan selama Unas 2011Temuan mulai sebelum, selama, dan setelah unas akan dibeber dalam forum tersebut.

Termasuk temuan adanya dugaan pelanggaran atau kecuranganBaik itu yang dilakukan dinas pendidikan setempat, kepala sekolah, guru, hingga murid"Selain itu, kendala-kendala yang dialami guru sepanjang pelaksanaan unas bakal dibahas," ujarnyaMenindaklanjuti hasil dalam pertemuan tersebut, PB PGRI akan melayangkan rekomendasi bagi pelaksanaan unas tahun depan.

Pengalaman rekomendasi tahun lalu masih berkutat pada harapan pemerintah untuk bisa menekan potensi kecuranganSelanjutnya, pemerintah diminta lebih bisa melindungi guru yang kerap mendapat tugas ganda selama unasYaitu, selain sebagai guru pengampu pelajaran, mereka menjadi tim sukses kelulusan unas

Nah, dalam tugas kedua itu, tidak jarang guru ditugasi membuat kunci jawaban yang kemudian disebar kepada siswa"Kasus guru seperti itu masih tetap adaTapi, di mana? Tunggu pertemuan nanti," tegas Sulistyo.

Menurut dia, selama masih ada tekanan kepada guru untuk mengusahakan kelulusan dengan cara "salah" itu, misi pendidikan tidak akan tercapaiDia menuturkan, sikap guru yang mudah memberikan kunci jawaban tersebut bakal ditiru siswa ketika dewasa kelak

Sulistyo berpesan, pemerintah harus mulai menanamkan kejujuran kepada siswaDi antaranya, siswa dilatih mengerjakan ujian semampunya"Jika sudah tidak bisa, ya ditinggalJangan malah diberi kunci jawaban," ujarnya(wan/c5/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkonvoi, Ijazah Siswa Ditangguhkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler