Anggota Badan Anggaran DPR RI, Wan Abu Bakar, meminta agar Kementerian Keuangan lebih proaktif dan transparan dalam menyampaikan kendala apa yang terjadi
BACA JUGA: Nasib Bilqis akan Ditentukan di Semarang
Karena menurutnya, DBH merupakan salah satu sumber anggaran daerah sebagai modal untuk melakukan pembangunan."Karena itu pula, besok (Kamis, Red), kami memanggil pemerintah guna meminta penjelasan
BACA JUGA: Byar Pet Terus Terjadi
Kita akan tanyakan, apa sebenarnya persoalan yang terjadiBACA JUGA: Relawan Tuntut Jadi PNS
Selama ini pemerintah terkesan tidak transparan dan selalu saja memberi alasan," tegas Wan kepada JPNN di Jakarta, Rabu (3/2).Politisi PPP ini sebaliknya juga menyerukan agar daerah-daerah penghasil migas yang DBH-nya belum dilunasi pemerintah, untuk lebih proaktifBahkan kalau perlu katanya, menggunakan sistem jemput bola.
"Soal terlambatnya pencairan DBH, tidak bisa dibiarkan dan didiamkan sajaDaerah penghasil migas se-Indonesia, ya, harus satu suaraMakanya kita agendakan pemerintah dan daerah besok bisa bertemu," kata Wan.
Salah satu kepala daerah yang dipastikan hadir adalah Gubernur Riau, HM Rusli ZainalPemerintah pusat disebutkan masih memiliki hutang DBH Migas sebesar Rp 3,8 triliun pada Provinsi Riau"Jumlah hutang ini merupakan kalkulasi dari hutang-hutang pemerintah pusat pada Riau sejak tahun 2008 hingga sekarangKeterlambatan DBH ini bukan hanya dialami Riau, tapi hampir seluruh daerah penghasil migas se-Indonesia," tutur Wan pula(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bisnis Obat Paten jadi Lahan Basah
Redaktur : Tim Redaksi