I Gusti Putra Memilih Pergi Lebih Dahulu, Begini Kata Sang Ibu, Ternyata!

Rabu, 01 September 2021 – 10:24 WIB
Korban, I Gusti Putra, saag dievakuasi petugas kesehatan dan kepolisian. Foto: dok radar lombok

jpnn.com, TANJUNG - Sang ibu tak menyangka jika anaknya, I Gusti Putra (33), begitu cepat meninggalkannya, bahkan dengan cara yang sangat mengenaskan.

Pria yang tinggal di Dusun Prawira, Desa Sokong, Tanjung, itu ditemukan tewas gantung diri dengan leher terikat selendang, Selasa (31/8).

BACA JUGA: Oknum PNS Tertangkap Basah Anggota Brimob, tak Berkutik

Menurut ibu korban, I Gusti Putra berprofesi sebagai aplikator rumah tahan gempa (RTG).

Anaknya, sambung sang ibu, sama sekali tidak menceritakan permasalahan yang dihadapinya selama ini sehingga kemudian memutuskan gantung diri.

BACA JUGA: Puluhan Aparat Bersenjata Serbu Rumah Yopi, Masuk ke Kamar Mandi, Ternyata

Menurut ibu korban, Putra secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas dan tidak ada komunikasi, langsung mengamuk merusak Sanggah (tempat persembahyangan) keluarga yang ada di rumah.

"Kemudian setelah melakukan pengerusakan tersebut, korban langsung masuk ke kamar dan tidak keluar rumah sampai dengan ditemukan sudah dalam keadaan meninggal gantung diri,” jelas ibu korban.

BACA JUGA: MA tak Berkutik di Antara 12 Pria yang Ada di Belakangnya

Kapolsek Tanjung AKP WB Cahyono mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan laporan dari masyarakat setempat, kemudian langsung mengecek tempat kejadian perkara (TKP).

"Anggota Polsek menerima laporan sekitar pukul 11.15 WITA, baru kami kemudian turun bersama petugas kesehatan Puskesmas Tanjung dan jajaran kepolisian,” terang dia.

Sebelum penemuan mayat I Gusti Putra, lanjut Cahyono, ipar korban sempat datang dan ingin menemuinya.

Setelah memanggil dan mengetok kamar korban tak menyahut, saksi langsung mendobrak pintu.

Sontak saja, saksi sudah menemukan korban tergantung menggunakan selendang warna hitam di besi plafon atap rumah.

Dari kejadian itu, leher korban memar, lidah keluar, dan kaki bergelantungan.

Korban diturunkan sekitar pukul 12.00 WITA dan sudah dilakukan autopsi.

“Keluarga korban sudah ikhlas atas peristiwa itu,” kata Cahyono.

Dugaan sementara, korban nekat bunuh diri karena mengalami depresi berat terkait permasalahan ekonomi yang sedang dialami, yakni terlilit utang. (flo/radarlombok)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kabinda Papua Brigjen I Gusti Ditembak KKB dari Belakang


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler