Ibu Bunuh Anaknya yang Susah Belajar Online, Ayah yang Mengubur

Rabu, 16 September 2020 – 11:32 WIB
Ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, LEBAK - Pasangan suami istri di Tangerang, Imam Safi'e (27), dan istrinya, Lia Handayani (26) yang diduga membunuh anak kandung mereka lantaran dianggap sulit memahami cara belajar online, ternyata sempat melapor ke Polsek Setia Budi Jakarta Selatan.

Mereka mengaku, sang anak kandung itu telah hilang.

BACA JUGA: Anak Dibunuh Orang Tua karena Susah Belajar Online, KPAI Berduka

"Dari laporan itu maka petugas bisa mengungkap korban Keysya Safiyah, anak usia delapan tahun yang meninggal dunia itu," kata Kabag Humas Polda Banten, Komisaris Besar Polisi Edi Sumardi, di Lebak, Selasa (15/9).

Keysya memiliki saudara kembar, Keyla Safiyah.

BACA JUGA: Pasutri Bunuh Anak Kandung karena Susah Belajar Online, Korban Kerap Dipukuli

Dalam kondisi yang sudah sepi, tersangka mengubur jasad anak kembarnya itu di Desa Cipalabuh, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, sekitar 300 meter dari pemukiman.

Sebelum menguburkan Safiyah, mereka terlebih dahulu meminjam cangkul ke warga setempat.

BACA JUGA: Pasutri Pengendara Mobil Mewah Ini Mencurigakan, Lantas Dicegat Polisi, Ketika Diperiksa Ternyata

Setelah itu, tersangka berangkat ke Cijaku di Kabupaten Lebak menempuh perjalanan tiga jam untuk menguburkan anaknya menggunakan sepeda motor.

Pengungkapan dan penangkapan terduga pelaku kasus pembunuhan anak yang ternyata orangtuanya sendiri itu hanya membutuhkan waktu selama 20 jam.

Petugas begitu cepat mengungkap identitas korban yang dikubur berikut pakaian, celana jin, dan jilbab setelah menerima laporan kehilangan anak dari Polsek Setia Budi.

Bahkan, ciri-ciri anak yang hilang itu mirip dengan ciri-ciri anak yang dikubur di Desa Cipalabuh, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak.

Selain itu juga ditambah laporan seorang warga setempat pada 26 Agustus 2020, bahwa ada laki-laki yang meminjam cangkul.

Saat ditanya untuk apa pinjam cangkul, laki-laki itu menjawab untuk menguburkan kucing angora.

Kecurigaan meruak karena laki-laki itu membawa kantong yang mencurigakan dan akhirnya dalam waktu 20 jam menangkap suami-isteri pelaku di Jakarta.

Dari pemeriksaan, terungkap Handayani menganiaya anaknya yang duduk kelas I itu mulai mencubit juga memukul lebih dari lima kali menggunakan gagang sapu ijuk hingga berujung kematian sang anak perempuan itu.

Sang ibu kesal karena si anak dianggap sulit dibimbing dalam proses belajar secara online.

Setelah mengetahui anaknya meninggal dunia, Handayani panik dan meminta tolong pada suaminya; dan keduanya sepakat menguburkan anak perempuan itu diam-diam.

Suami-istri itu dijerat pasal 80 ayat 3 UU Nomor 35/2104 Perubahan atas UU Nomor 23/2002 Tentang Perlindungan Anak dan atau pasal 338 KUHP.

"Pelaku bisa dihukum 15 tahun juga bisa seumur hidup karena dilakukan oleh orang tua sendiri yang mestinya melindungi anaknya itu," kata Edi. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler