Ibu dan 3 Anak di Sibolga Tewas Tertimbun Longsoran Pondasi

Jumat, 12 Oktober 2018 – 22:42 WIB
Wali kota Sibolga HM Syarfi Hutauruk melihat lokasi longsor. Foto: Toga Sianturi/JPG

jpnn.com, SIBOLGA - Hujan deras yang melanda Sibolga, Sumatera Utara, membawa petaka bagi keluarga Ardin Lumban Tobing dan Nadzran Lubis.

Rumah keduanya yang bersebelahan, tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan pondasi rumah tetangganya, Decearo Daolo, longsor. Akibatnya, seorang perempuan beserta tiga anaknya meninggal dunia.

BACA JUGA: Dua Pelaku Jambret Diantarkan Keluarga ke Kantor Polisi

Keempat korban adalah Ika Marbun, 30, istri dari Ardin dan dua anaknya, Juni Lumban Tobing, 4, dan Wahid Lumban Tobing, 1. Seorang lagi adalah Sainul Lubis, 10, anak dari Nadzran, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di rumah Ardin.

Informasi diperoleh dari warga, Jalan Ketapang, Gang Senggol, Kelurahan Simaremare, Sibolga Utara, Kota Sibolga, hujan deras mengguyur Kota Sibolga, Kamis (11/10).

BACA JUGA: Longsor, Jasad Ibu dan Anaknya Ditemukan Saling Berpelukan

Warga yang turut mengevakuasi korban mengatakan, kejadian itu berlangsung sekira pukul 17.00 WIB. Saat itu, hujan turun sangat deras. Tiba-tiba, warga mendengar suara seperti gemuruh yang diakhiri suara dentuman.

Penasaran dengan suara tersebut, warga pun berusaha mencari tahu sumber suara dan melihat rumah Ardin, bagian belakangnya sudah rata dengan tanah.

BACA JUGA: Ibu Hamil 5 Bulan dan Anaknya Tewas Tertimbun Longsor

“Jam 5-lah kira-kira kejadiannya itu, sewaktu hujan deras itu. Kami lihat, sudah tertimpa pondasi rumah tetangganya itu mereka,” kata seorang pria yang masih berlumuran lumpur usai melakukan evakuasi jenazah.

Menurutnya, warga sempat kewalahan saat melakukan evakuasi. Karena, keempat jenazah berada persis di bawah potongan beton pondasi yang ukurannya cukup besar.

“Di bawah pondasi itulah mereka kami dapatkan. Pondasinya bukannya kecil-kecil, makanya agak sulit untuk mengeluarkan mereka dari bawah pondasi itu,” ungkapnya.

Kondisi jenazah ditemukan sangat memprihatinkan. Dari bagian kepala mengeluarkan darah dan sudah tidak bernyawa. Warga kemudian melarikan keempatnya ke rumah sakit.

“Pecah kepalanya, banyak darah, mungkin karena kena hantam pondasi itu. Dua jenazah dibawa ke rumah sakit FL Tobing, dua lagi ke rumah sakit Metta Medika. Keempatnya sudah meninggal,” pungkasnya.

Tak hanya itu, menurut seorang tetangga korban, awal ditemukan warga masih merasakan detak jantung korban Ika. Berharap bisa diselamatkan, warga pun bergegas membawanya ke rumah sakit. Namun sayang, pihak medis memvonisnya telah tiada.

“Katanya masih terasa detak jantungnya sewaktu diperiksa pertama kali. Makanya langsung dilarikan ke rumah sakit. Posisinya ditemukan duduk, kepala dan kaki bertemu. Padahal dia gemuk, tapi bisalah ketemu kepala sama kakinya. Itulah saking beratnya yang menimpanya,” ungkapnya dengan raut wajah sedih mengingat kejadian itu.

Diketahui, posisi rumah Ardin berada di bawah kaki bukit Ketapang. Sementara, rumah Decearo persis berada di atasnya. (ts)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Balita yang Hilang Misterius Ditemukan Tak Bernyawa


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler