Ibu Habisi Anak Kandung Sendiri

Jumat, 14 Februari 2014 – 14:35 WIB

jpnn.com - BANYUASIN -  Leni Mardiana (32), warga Jl Kapten Robani Kadir, Lr Sampurna, RT 11, Kelurahan Sei Kedukan, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin itu tega membunuh anak semata wayangnya, Muhammad Rizki Vino (3).

Kuat dugaan Leni kesal lantaran terbelit persoalan ekonomi keluarga. Dikabarkan, sebelum kejadian Leni sempat cekcok dengan suaminya, Aan Patriansyah (36).

BACA JUGA: Jadi Jambret, Mahasiswa Dikeluarkan

Leni nekat menghabisi nyawa anaknya Vino saat sang suami tengah bekerja sebagai buruh bangunan di kawasan Tegal Binangun, Plaju, Palembang. Kejadian tragis itu, diketahui pertama kali oleh tetangganya Rusmini (42).

“Biasanya Vino keluar rumah dan main di sekitar kampung. Tapi, kemarin rumah sepi dan kebetulan saya mendekati jendela kamar depan yang sedikit terbuka. Terdengar suara lirih Vino menyebut kata sakit.. sakit,” ujar Rusmini (42), seperti diberitakan Sumeks online (grup JPNN).

BACA JUGA: Istri Baru Melahirkan Diajak Mencuri Motor

Rusmini kemudian memanggil tetangga yang lain. Warga mendobrak pintu rumah dan mendapatkan Leni sudah tak sadarkan diri dengan pakaian berlumuran darah. Warga kemudian masuk ke dalam kamar dan terlihat usus Vino sudah keluar.

Bocah malang kelahiran Februari 2011 itu, coba dibawa ke Puskesmas Rambutan, namun nyawanya tak bisa diselamatkan. Setelah melapor ke Ketua RT dan polisi, korban Vino langsung dibawa ke RSMH Palembang.

BACA JUGA: Pengaruh Jimat, Bunuh Bocah SD

Sedangkan Leni dibawa ke Puskesmas Rambutan untuk dirawat lantaran menderita sedikitnya lima luka tusuk dan sayatan di bagian perut. Kuat dugaan, Leni mencoba bunuh diri setelah menghabisi nyawa anaknya, namun gagal.

Rusmini menambahkan, pagi hari sebelum kejadian, warga sempat mendengar suara ribut dari rumah antara Leni dan suaminya Aan. Dari situ pula warga menduga penyebab Leni tega menusuk perut bocah mungilnya dengan sajam jenis badik milik suaminya yang disimpan di dalam rumah.

“Kalau persisnyo ribut apo kami idak tahu. Sebab, Leni itu baru pindah sekitar sebulanan di sini. Orangnyo jugo agak pendiam dan idak banyak ulah kalo yang kami lihat. Langsung kami lapor Pak RT dan polisi jugo langsung datang. Suaminyo jugo balik dari kerjo, tapi langsung pingsan pas lihat anaknyo sudah terkapar,” lanjut Rusmini lagi.

Kapolsek Rambutan AKP Alfian Nasution SH, mengatakan, pihaknya telah menetapkan Leni sebagai tersangka. Namun, untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut, polisi harus menunggu kondisi psikisnya membaik.

“Dua saksi, tetangganya telah dipanggil untuk dimintai keterangan. Ibu korban, L (Leni, red) telah kami tetapkan sebagai tersangka, namun kini kondisinya masih histeris. Begitu juga suaminya, belum sadarkan diri. Tapi, akan kami proses dengan segera kasus ini,” kata Alfian di Puskesmas Rambutan.

Alfian belum dapat memastikan lebih jauh motif yang mendorong tersangka melakukan pembunuhan terhadap anak kandungnya. Kesimpulan sementara, tersangka kesal diduga lantaran masalah ekonomi keluarga.

“Jelas akan kita kenakan UU Perlindungan Anak, namun masih akan didalami lagi motifnya. Bagaimana kronologisnya. Bukan tidak mungkin kami juga akan menggunakan psikiater dalam kasus ini,” beber Alfian.

Sementara itu, Leni yang ditemui masih belum banyak bicara. Ia histeris dan seolah menyalahkan polisi yang telah menyelamatkan nyawanya dengan membawa ke Puskesmas Rambutan. Di hadapan polisi, Leni sesekali tenang dan sesekali berontak. Sempat tercetus kepada polisi jika ia sebelumnya menganggap anaknya adalah boneka.

“Ngapo aku diselamatkan, biarlah aku mati bae. Aku nak mati.. aku nak mati,” jeritnya.

Begitu pula dengan Aan, ditemui di rumah tetangganya mengatakan pernikahannya selama empat tahun terakhir tak pernah memiliki masalah. Sebelumnya mereka tinggal di rumah keluarga Leni di kawasan Talang Putri, Kecamatan Plaju sebelum pindah ke rumah kontrakannya yang sekarang.

“Idak katik, Pak. Ribut apo? Aku tadi lagi kerjo dijemput adek, katonyo kak baliklah dulu. Pas kujingok lah dak sanggup lagi aku. Ageklah dulu, Pak. Jadilah. Pak polisi jugo, agek kalo aku lah tenang aku datang dewek ke Polsek Rambutan, Pak,” tukasnya.

Di bagian lain, korban Vino tiba di RSMH Palembang sekitar pukul 16.00 WIB kemrain menggunakan mobil patroli Polsek Rambutan. Bocah itu, meninggal dunia dengan tiga luka tusuk, dua di bagian perut dan satu di bagian ulu hati. Di bagian perutnya keluar usus.

“Hanya satu anaknya (tersangka, red). Kalu kejadiannya saya juga tidak tahu karena kami beda rumah,” ujar nenek Vino, Ningsih (49). Dikatakan Ningsih, tersangka Leni adalah keponakannya dan dia tidak pernah berlaku kasar terhadap anaknya sendiri.

“Mungkin ada masalah dengan suaminya tapi saya tidak tahu permasalahan apa? Kata warga sekitar tadi ketika kejadian, Suami Leni, Aan sedang kerja. Rumah dalam keadaan gelap semua jendela ditutup,” lanjut Ningsih.

Ketika warga mengecek ternyata Leni sedang duduk melihat anaknya yang sudah tewas dengan usus terburai di ruang kamar. Warga yang mengetahui itu langsung melaporkan kepada suaminya Aan dan ke Polsek Rambutan.

Diceritakan Ningsih pernikahan Leni dengan Aan sekitar tiga tahun. Mereka tinggal di dekat rumah Ningsih di kawasan Talang Putri, namun belum genap satu bulan mereka pindah ke Sungai Pinang tempat mereka tinggal saat ini.

“Selama tinggal di dekat rumah saya, Vino anak yang sangat cerdas. Saya saja terkejut mengapa Leni tega melakukan perbuatan itu terhadap anaknya sendiri. Tapi saya dengar dari warga sekitar rumah yang ditempatinya itu, sudah lama tidak dihuni dan angker,” pungkasnya.  (aja/cj1/ce1/ndy)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi, Agen Judi Bola Ditangkap


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler