jpnn.com - ANEMIA pada wanita masih menghantui. Apalagi bagi ibu hamil. Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi National Hospital dr Benediktus Arifin MPH SpOG FICS, 4 di antara 10 orang di Surabaya mengalami anemia.
"Di National Hospital maupun RSUD Bhakti Dharma Husada, masih banyak pasien yang mengalami anemia," paparnya.
BACA JUGA: Ini Posisi Tidur yang Dianjurkan Saat Hamil Tua
Benny, sapaan Benediktus Arifin, menyebutkan, kekurangan zat besi masih menjadi penyebab utama anemia. Faktor lain adalah kurangnya vitamin A dan B12, peradangan kronis, infeksi parasit, serta faktor keturunan.
Jika ibu hamil menderita anemia, ancamannya terdapat pada janin. Bayi berisiko dilahirkan prematur.
BACA JUGA: Hamil Besar, Hindari Tidur Telentang
Nanti, bayi itu mudah mengidap berbagai penyakit infeksi. Yang paling parah, anemia bisa menyebabkan kematian ibu dan bayi.
Menurut Benny, banyak ibu hamil yang tidak menyadari anemia di tahap awal. Sebab, mereka tak terlalu merasakan gejala.
BACA JUGA: Penderita Kanker Serviks Tetap Bisa Hamil?
Misalnya, pusing, lemas, sakit kepala, serta tangan dan kaki dingin. "Pada wanita yang tidak hamil dapat dirasakan saat periode menstruasi," ujarnya.
Benny menambahkan, wanita memang lebih rentan terkena anemia daripada laki-laki. Sebab, wanita kehilangan darah menstruasi setiap bulan. Ditambah lagi, bila ada gangguan di periode itu. Misalnya, masa perdarahan yang cukup lama.
Wanita hamil dikatakan anemia bila kadar hemoglobin kurang dari 11 gram per desiliter di trimester 1-2.
"Saat trimester dua, hemoglobin biasanya akan turun sekitar 0,5 gram per desiliter," tuturnya. Untuk wanita normal, hemoglobinnya 12 gram per desiliter atau lebih. (ika/c12/tia/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsumsi Vitamin Saat Hamil Turunkan Risiko Autisme pada Anak?
Redaktur & Reporter : Natalia