jpnn.com, PROBOLINGGO - Warga Dusun Pelang Kerep, Desa Sumber Kare, Kabupaten Probolinggo, harus bersusah payah memikul timba yang berisi air akibat bencana kekeringan yang melanda wilayah itu.
Air yang diambil dari rembesan sungai yang mengering ini, harus dibawa menuju rumah sejauh ratusan meter hingga 2 kilometer, dengan medan jalan yang terjal.
BACA JUGA: Di Wilayah Ini Kering Parah, Debit Air Menyusut 90 Persen
Siha misalnya. Ibu yang tengah hamil 3 bulan ini, setiap hari harus mengambil air hingga dua kali, pagi dan sore.
Air keruh berwarna kekuningan dan bercampur pasir ini tidak langsung di masak.
BACA JUGA: Warga Makin Sulit Dapat Air Bersih
Harus diendapkan selama 1 hingga 2 jam.
Bahkan memasak air resapan air sungai ini lebih lama dibanding dengan memasak air biasa.
BACA JUGA: 2 Bulan Kering, Akhirnya Truk Air Datang
"Bisa dibayangkan, air yang sudah matang tidak berwarna jernih melainkan kekuningan," kata Siha.
Ironisnya, di dusun tersebut ada tandon air yang dibangun pemerintah, tapi suplai air tak tentu datang.
Jika berlangganan harus membayar Rp 40 ribu per bulan, dengan alasan untuk biaya solar truk tangki.
Beruntung, meski bertahun-tahun selalu mengonsumsi air tak layak, Siha bersama keluarganya tak pernah merasakan sakit.
Sementara itu, menurut Nur Khotib, tokoh masyarakat, di dusun tersebut ada sekitar 200 kepala keluarga yang setiap musim kemarau selalu mengalami krisis air bersih.
Warga berharap, agar pemerintah rutin mengirim air bersih ke warga terdampak kekeringan dan membangun sumur bor. (pul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kekeringan Tiga Bulan, Warga Terpaksa Gali Sumur 30 Meter
Redaktur & Reporter : Natalia