jpnn.com - MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise berdialog dengan 1.000 siswa di lokasi Festival Teluk Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara, Jumat (6/5).
Suparto Mahyudin, JAILOLO
BACA JUGA: Tukang Bersihkan Kamar Mandi, Kini jadi Manajer Inul Vizta
Riska (13), siswi SMP Jailolo adalah satu dari ribuan siswa itu. Ia tampak lain, berbeda dengan teman-temannya yang tertawa lepas. Meski begitu, Riska beruntung lantaran berdialog langsung dengan Menteri Yohana.
Dialog yang awalnya penuh tawa, berubah tenang, mengharukan. Satu persatu meneteskan air mata. Begitu juga Menteri Yohana. Bupati Danny Missy yang tak jauh dari posisi Menteri Yohana berdiri, hanya nampak merunduk. Sesekali ia mengangkat kepala kedepan dengan mata berkaca-kaca.
BACA JUGA: Kisah Arsitek yang Hartanya Ludes Gara-gara...
Suasana yang tiba-tiba menjadi haru itu berawal saat Riska diberi kesempatan bertanya pada Menteri. Bocah tu mengemukakan bahwa ia ingin melanjutkan studi hingga ke perguruan tinggi. Sayangnya, menurut Riska, kedua orang tunya sudah tiada: meninggal dunia saat ia masih kecil.
Riska sempat berpikir, siapa yang bakal membiayaan sekolahnya. Riska kemudian bertanya pada Menteri Yohana, apakah ada harapan untuknya untuk melanjutkan studi hingga ke perguruan tinggi, sementara ia hanya tinggal bersama kakek dan neneknya.
BACA JUGA: Dulunya Makmur, Kini Meraung Terbayang Kekelaman
“Saya ini yatim piatu. Apakah saya bisa sekolah sampai perguruan tinggi,” tanya Riska.
Mendengar pertanyaan yang polos itu, Yohana tak langsung menjawab. Hingga sekitar lima menit, Yohana terdiam. Air matanya menetes. Suaranya tak bisa keluar. Menteri sempat berpaling dari hadapan siswa-siswi kemudian menyeka air matanya.
Menteri Yohana berusaha menjawab pertanyaan Riska. Menurutnya, setiap anak bangsa memiliki hak untuk sekolah. Menteri meminta Bupati Danny untuk memberikan beasiswa pada Riska hingga pada tingkatan perguruan tinggi. “Pemkab akan memberikan beasiswa pada Riska,” sahut Bupati Danny pada harapan Menteri Yohana.
Usai menyimak penjelasan Menteri dan jawaban Bupati, Riska terlihat tak kuat menahan tangisnya. Rekan-rekannya yang berada di sekitar kemudian memeluknya.
Riska mengatakan, ia ingin berpendidikan tinggi demi mencapai cita-citanya seperti anak bangsa lainnya. Riska pun mulai ceria, karena harapan untuk menggapai cita-citanya mulai ada titik terang.
Dialog itu merupakan rangkaian acara pencanangan Halbar Layak Anak. Menteri Yohana meminta partisipasi masyarakat melalui pengembangan model perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat dan mendukung program ‘He For She’ di Kabupaten Halbar.
Pada kesempatan itu dilakukan kesepatan yang ditandangani oleh Bupati Halbar Danny Missy, Ketua DPRD, Kapolres Halbar, Kejaksaan Negeri, Dandim, dan forum anak.
Sementara itu, Kepala Kantor P3A kabupaten Halbar Johanna Lusje Lethulur mengatakan, pencanangan kabupaten Halbar sebagai kabupaten layak anak ini menjadi awal yang baik untuk ana-anak Halbar.
“Menciptakan kabupaten layak anak membutuhkan peran seluruh stakeholders, baik pemerintah maupun masyarakat. Kami berikan apresiasi kepada Menteri atas pencanangannya,” pungkasnya.(ato/lex/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ternyata, Abu Sayyaf Salah Tangkap...
Redaktur : Tim Redaksi