Tukang Bersihkan Kamar Mandi, Kini jadi Manajer Inul Vizta

Minggu, 08 Mei 2016 – 00:09 WIB
Lalu Syafei Akbar. Foto: Lombok Post/Jawa Pos Group

jpnn.com - KURUS, kulit sawo matang. Tampil rapi dengan kemeja lengan panjang. Pria yang memiliki tampang ganteng ini adalah manajer rumah bernyanyi Inul Vizta Lombok, NTB. 

SIRTUPILLAILI, Mataram 

BACA JUGA: Kisah Arsitek yang Hartanya Ludes Gara-gara...

Dia adalah Lalu Syafei Akbar, salah satu eksekutif muda yang sukses di Mataram. Meski demikian, jabatan manajer tidak membuatnya cepat puas. 

Baginya apa yang diraihnya saat ini belum seberapa. Untuk bisa dikatakan maju, ia ingin terus meningkatkan kemampuan dan karirnya.  

BACA JUGA: Dulunya Makmur, Kini Meraung Terbayang Kekelaman

Semangat inilah yang membuat Syafei tetap serius menjalani pekerjaanya sebagai manajer. Perjalanannya sebagai eksekutif muda tidak instan. Ia menapaki karir setahap demi setahap. Dari pekerjaan paling bawah.  

Tahun 2000, ia mengawali karir sebagai cleaning service di Hero Supermaket. Bagi sebagian orang, profesi kerap dianggap rendahan, namun Syafii menjalaninya dengan senang hati. Membersihkan lantai, kaca hingga kamar mandi. Syafei muda tidak pernah termakan rasa gengsi. 

BACA JUGA: Ternyata, Abu Sayyaf Salah Tangkap...

Ketekunan Syafei membuahkan hasil. Setahun bekerja sebagai tukang bersih-bersih, ia mulai dipercaya bekerja di bagian gudang. Mengangkut barang dagangan di gudang. Saat itu, Syafei kerja sambil kuliah. Setahun bekerja di gudang, manajemen perusahaan mempercayai dirinya sebagai operator. Mengurus administrasi barang dagangan. 

Sambil bekerja, Syafei tidak pernah lupa untuk terus belajar, menimba ilmu manajemen dan administasi. Kinerjanya sebagai operator cukup moncer.

Setahun kemudian lulusan Universitas NW Mataram ini dipercaya menjadi akunting.  

”Di sini (akunting) cukup lama sekitar empat tahun,” katanya. 

Setelah bertahun-tahun menjadi akunting, pria asal Lombok Tengah ini kemudian menjadi supervisor selama enam bulan. Lalu naik jadi asisten manajer dua tahun. Baru setelah itu menjadi manajer. Kemudian menjadi Manajer Inul Vizta sejak 2014. 

”Saya tidak pernah mengejar-ngejar sebuah jabatan, yang penting bekerja dengan baik, itu prinsipnya,” kata Syafei.

Baginya jabatan bukan sesuatu yang harus dikejar-kejar. Jabatan hanya amanah yang lebih besar dari hasil kerja keras. Ia memiliki prinsip, jika ingin sukses maka harus bekerja dengan baik di manapun posisinya. Bagian paling bawah hingga top manajer, semua punya tanggung jawab terhadap pekerjaaan yang dipercayakan.

”Saya tekankan pada bawahan saya, kalau ingin sukses bekerjalah dengan baik,” katanya.

Jika sudah menempati sebuah jabatan penting, baginya itu bukan akhir. Seorang eksekutif muda harus tetap memiliki motivasi untuk terus maju.

Berusaha melakukan yang terbaik, membuat inovasi. Rasa cepat puas hanya akan membuat kreativitas mati. ”Bukan berarti sudah mendapat jabatan kita tidak punya motivasi ke depan,” katanya.   

Di usia produkitif, seseorang harus terus menggali kemampuannya dalam segala hal. Tidak hanya dalam satu bidang, tapi semua bidang harus dikuasi. Sehingga ketika menjadi top manajer ia paham apa yang harus dilakukan. Ketika keluar dari posisi tersebut, tentu ia juga sudah siap dengan pengalamannya tersebut. Siap bekerja di bidang apapun. 

”Juga harus terus mengikuti perkembangan agar ketika keluar kita siap bekerja di mana saja,” katanya. 

Prinsip ini juga tetap diajarkan kepada bawahannya saat ini. Ia meminta mereka tidak pernah berhenti di satu posisi. Sebab tantangan ke depan menuntut setiap orang untuk punya keahlian lebih. Dan menjadi seorang manajer tidak gampang ketika tidak paham seluk beluk dari bawah sampai atas. 

”Kuncinya jangan pernah berhenti belajar,” ujarnya. (*/r4/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukanlah Cedera Biasa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler