jpnn.com - PERDANA Menteri Malaysia Nazib Tun Razak belum lepas dari perhatian media asing. Salah satunya Wall Street Journal (WSJ). Kali ini, media yang fokus utamanya soal ekonomi dan keuangan itu membeberkan dokumen soal hobi shopping sang istri perdana menteri, Datin Sri Rosmah Mansor.
Ibu Negara Malaysia kelahiran Kuala Pilah, Negeri Sembilan, Malaysia, 10 Desember 1951 itu kembali disorot. Sejak 2008 hingga 2015, dia disebut telah mengeluarkan uang USD 6 juta (sekitar Rp 79,3 miliar) untuk belanja baju, tas, sepatu, dan perhiasan mewahnya. Lantas, timbul pertanyaan karena gaji resmi Najib hanya USD 100 ribu per tahun (Rp 1,3 miliar).
BACA JUGA: Astaga! Ratusan WNI Haji Ditahan Otoritas Arab Saudi
Angka-angka yang jomplang itu mengerucut pada tudingan jika Rosmah, perempuan yang bekerja di bidang properti sebelum bertemu dengan Najib, adalah aktor utama dalam skandal korupsi 1 Malaysia Development Berhad (1MDB). Diduga, dana USD 681 juta milik 1MDB yang seharusnya digunakan untuk mengembangkan investasi di Malaysia masuk ke kantong Najib.
Wall Street Journal mendapatkan dokumen tersebut dari salah seorang sumber yang memiliki akses langsung terhadap penyelidikan skandal 1MDB oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).
BACA JUGA: Empat Santri WNI Ditangkap di Pakistan
Perempuan 64 tahun itu dilaporkan menghabiskan uangnya dengan berfoya-foya di pusat perbelanjaan barang mewah seperti Harrods di London, Inggris, dan Saks Fifth Avenue di New York, AS.
Rosmah, keturunan perantau Minangkabau asal Sarilamak, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat itu memang dikenal senang memakai perhiasan mewah di depan publik. Dalam otobiografinya yang dirilis pada 2013, Rosmah mengklaim menggunakan uang sendiri untuk berbelanja. Sebab, dia memiliki kebiasaan menabung sejak kecil. Orangtuanya bekerja sebagai guru dan Rosmah adalah anak satu-satunya.
BACA JUGA: 3 Wanita Serang Mabes Polisi, 1 Pakai Pisau, 1 Bawa Bensin, Satunya Lagi...
"Saya membeli beberapa perhiasan dan baju dengan uang saya sendiri. Apa masalahnya?’’ tulis wanita yang dari Kerajaan Pagaruyung memperoleh gelar Darjah Kebesaran Kerabat yang Dipertuan Gadih Minang itu.
Saat Najib menjabat PM pada 2009, Rosmah menuai banyak kecaman karena kerap terlihat berganti ganti tas Birkin dari Hermes yang harganya mencapai puluhan ribu dolar. Apalagi, sudah bertahun-tahun Rosmah tidak mempunyai pekerjaan tetap. Artinya, dia hampir tidak memiliki pemasukan sama sekali.
Keduanya menikah saat Najib menjabat menteri besar Pahang pada 1987. Kala itu Rosmah sudah menjanda dan bekerja di perusahaan properti. Setelah menikah, Rosmah berhenti bekerja. ’’Dia (Rosmah) bilang bahwa dia menabung uang sejak kecil. Itu tidak mungkin,’’ ujar Anis Syafiqah Mohammad Yusuf, seorang mahasiswa di University of Malaya, saat mengadakan aksi turun ke jalan pada Agustus lalu untuk menuntut Rosmah ditangkap.
Sumber itu juga menyebutkan bahwa Rosmah-lah yang mengenalkan Najib dengan Jho Low. Berdasar gugatan hukum yang diajukan Paman Sam, Jho Low adalah pusat skandal 1MDB. Rosmah memang dekat dengan Low. Satu dekade lalu Low pernah membantu Rosmah dan putranya membangun perusahaan di British Virgin Islands.
Wall Street Journal berusaha menghubungi Rosmah dan Najib, tetapi belum bisa. Sampai berita ini selesai ditulis, pasangan suami istri itu belum memberikan pernyataan resmi mengenai laporan Wall Street Journal. Saat skandal korupsi 1MDB mencuat pada Juli 2015, kawan dekat dari keluarga itu menyatakan bahwa Rosmah menjadi penyemangat Najib.
Najib pernah menjelaskan bahwa pengeluaran keluarganya sudah sebanding dengan warisan ayahnya, yaitu Abdul Razak Hussein. Ayah Najib itu menjabat PM pada 1970–1976.
Namun, pada Februari 2015, empat saudara lelaki Najib mengungkapkan bahwa ayah mereka tidak pernah meninggalkan warisan yang besar. Najib lantas berupaya mengklarifikasi dengan mengaku bahwa ayahnya adalah seorang yang senang berhemat dan memiliki integritas. Najib tidak pernah menyebutkan jumlah warisan yang didapatkan. (wsj/sha/c14/any/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lahap Kue Ganja, Anjing Teler, Angkat Kepala pun Susah
Redaktur : Tim Redaksi