jpnn.com - BATAM - Hati Isna, ibu siswi SMA Negeri 1 Batam, Dian Milenia Trisna Afiefa, 16, remaja yang tewas dibunuh tiga pekan lalu terpukul. Sebab, sejak kepergian putri sulungnya, polisi belum juga menunjukkan hasil siapa pelaku dibalik pembunuhan keji tersebut.
Bahkan, hatinya seperti teriris sembilu ketika polisi menyampaikan mereka sulit mengungkap kasus tersebut karena minim bukti. Tapi, ibunda siswi yang akrab disapa Nia tersebut tetap berharap pembunuh putrinya ditangkap.
BACA JUGA: Mabes Terjunkan Tim Khusus Ungkap Pelaku Pembunuh Berantai Di Batam
“Mudah-mudahan Allah menunjuk jalan supaya kasus ini terungkap,” ujar Isna.
Isna sendiri sebenarnya sedih mendengar polisi menyampaikan pihaknya sulit mengungkap kasus pembunuhan anaknya karena minim bukti.
BACA JUGA: Tak Sanggup Bayar Mahar, Calon Menantu pun Dilaporkan ke Polisi
“Tapi katanya polisi akan tetap usaha. Kayaknya yang tahu tentang kasus ini ada empat yaitu Allah, Nia, Pelaku, sama Setan,” pungkasnya.
Sementara itu, Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Agus Rianto mengatakan tim DVI Mabes Polri sudah dikirim ke Batam untuk memeriksa jasad korban pembunuhan tiga wanita muda di Batam. Salah satunya Nia.
BACA JUGA: Buru Lobster Kok Pakai Potasium, Ya Berhadapan dengan TNI AL
Sejauh ini Mabes Polri juga belum mendapat titik terang apakah serangkaian pembunuhan itu dilakukan satu pelaku (serial killer) atau berbeda-beda.
“Memang sepertinya pembunuh berantai, tapi harus dipastikan dulu dengan melakukan penyelidikan lebih lanjut,” sambungnya.
Agus menambahkan, bisa saja kasus-kasus itu tak kunjung terungkap karena kesulitan di lapangan. Karenanya, Polresta Barelang tak dibiarkan sendirian mengusut serangkaian kasus pembunuhan itu.
“Polda Kepri juga telah membentuk tim khusus di bawah Direktorat Reserse Kriminal Umum untuk mengusut tuntas pembunuhan ini,” lanjut Agus.
Terpisah, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) juga memberi perhatian khusus pada kasus-kasus pembunuhan di Batam. Kompolnas pun mencoba menelusuri penyebab kasus-kasus yang menjadi perhatian publik itu tak kunjung terungkap.
Anggota Kompolnas Edi Hasibuan mengatakan, pengungkapan kasus-kasus itu memang menemui kesulitan. “Ini memang memerlukan kesabaran untuk mengungkapnya. Terlebih alat bukti dan saksinya memang minim,” katanya.
Karenanya, Edi mengharapkan masyarakat bisa menjalin kerja sama dengan kepolisian setempat untuk memberikan tambahan informasi. Hal itu diperlukan untuk membantu polisi mencari pelakunya.
Meski demikian Kompolnas juga akan mendesak kepolisian bisa bekerja cepat. “Kami akan minta langsung kepada Polda Kepri agar bisa dengan segera menjawab keresahan masyarakat,” ujar mantan jurnalis ini.
Baca juga: Mabes Terjunkan Tim Khusus Ungkap Pelaku Pembunuh Berantai Di Batam
Seperti diketahui, sejak Januari hingga September tahun ini, terjadi 11 kasus pembunuhan di Batam dengan korban mayoritas perempuan muda. Yang terbaru, semenjak Juli lalu ada tiga pembunuhan dengan jarak waktu yang dekat dan korbannya sama-sama mengalami luka di bagian leher. (cr13/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sadis! Janda Tua Itu Dipukuli, Dipaksa Minum Racun, Dibuang ke Jurang hingga Tewas
Redaktur : Tim Redaksi