JAKARTA – Stigma buruk atas kasus lumpur Lapindo selalu hinggap pada sosok Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal BakrieBelum tuntas kasus itu, satu lagi stigma kasus Gayus Tambunan dialamatkan kepada pria yang akrab disapa Ical itu
BACA JUGA: MKH Evaluasi Hasil Pemeriksaan
Di depan para tokoh desa, Ical secara panjang lebar menyampaikan klarifikasi atas dua kasus itu.“Memang dua hal itu selalu di hembus-hembuskan pada saya,” kata Ical, di hadapan undangan forum Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) di hotel Atlet Century Park, Jakarta, kemarin (25/1)
BACA JUGA: Taman Nasional Rawa Aopa Diusulkan Jadi Ladang Tebu
Salah seorang tokoh desa ketika itu menanyai Ical terkiat posisinya dalam kasus Lapindo dan Gayus.Menurut Ical, masalah Lapindo saat ini sudah selesai
BACA JUGA: Bupati Simalungun Dikonfrontir dengan Empat Orang
Masalah muncul, karena dirinya melakukan pembayaran untuk pembelian tanah dan bangunan“Saya tidak mau ganti rugi, karena saya tidak merasa bersalah dan tidak perlu ganti rugi,” ujarnya.Total, kata Ical, pembayaran pembelian tanah dan bangunan itu sudah menghabiskan dana Rp10 triliunDia menegaskan, semua dan itu berasal dari kantong pribadinyaHarga tanah bangunan disana itu, kata Ical, dibeli 20 kali harga NJOP, atau Rp 2 juta per meter persegi“Jadi miliarder mereka,” ujarnya berseleloroh.
Dari pembelian tanah dan bangunan itu, sudah ada 11.920 kepala keluarga yang sudah selesaiTinggal 80 kk tidak setuju dengan program jual beli itu“Itu yang dibikin ribut terus,” ujarnyaPersepsi negatif itu, kata Ical disebabkan tiga faktor“Karena saya dipersepsikan orang kaya, kedua karena saya Ketua Umum Golkar, ketiga bahwa saya disebut calon presiden, padahal tidak pernah mendeklarasikan diri,” ujarnya.
Dalam kasus Gayus, Ical menyatakan isu pertemuannya dengan terdakwa mafia pajak itu telah dipolitisasiGayus sendiri sudah membantah hal ituPolitisasi itu juga salah kaprah karena tudingan pertemuan itu sama sekali tidak sesuai dengan kedatangannya di Bali“Disebut saya ketemu Gayus hari Jumat, padahal saat itu masih di Palembang,” kata Ical.
Jika dikatakan bahwa dirinya telah menyuap Gayus melalui perusahaan, hal itu bagi Ical juga tidak masuk akalMenurut Ical, perusahaan yang disebut Gayus adalah perusahaan publikDirinya bersama keluarga Bakrie hanya memiliki saham minoritas di perusahaan yang disebut menyuap Gayus“Kalau di Bumi Resources saya dibilang punya saham absolut, padahal saya dan keluarga hanya memiliki tiga persen saham,” ujar Ical(bay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sindikat di Arab Saudi Tumpangi Pemulangan TKI
Redaktur : Tim Redaksi