jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Cyber Education (ICE) Institute menggandeng tiga mitra baru yang berasal dari dalam dan luar negeri.
Ketiga mitra tersebut adalah International Centre For Higher Education Innovation Under The Auspices Of UNESCO (UNESCO-ICHEI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Politeknik Sahid, Lentera Nusantara.
BACA JUGA: Rektor Uhamka: Mahasiswa Harus Kompeten Sesuai Kebutuhan Zaman
Penandatanganan kerja sama dengan UNESCO-ICHEI dilaksanakan secara daring pada Selasa (19/4).
Pelaksana tugas Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek Nizam yang menyaksikan penandatanganan kerja sama itu mengatakan hal ini merupakan tonggak baru bahwa Indonesia mempunyai perwakilan pendidikan inklusif dari UNESCO-ICHEI, sedangkan ICE Institute menjadi pelaksananya.
BACA JUGA: Kemendikbudristek: Komodo Math Festival 2022 jadi Ajang Persahabatan Dunia
"Keberadaan ICE Institute makin diakui dunia dengan bergabungnya UNESCO-ICHEI," kata Nizam.
Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Ojat Darojat mengungkapkan untuk kerja sama dengan ITB dan Lentera Nusantara lebih pada pengembangan program Microcredential Game Developer.
BACA JUGA: Keluarga Mahasiswa Banten Siap Mengawal Kebijakan Jokowi
Program ini menyiapkan digital talent Indonesia dalam mengembangkan game lokal Indonesia untuk berkembang di tingkat global.
Adapun Politeknik Sahid bersedia menjadi penyedia dan pengguna layanan pada platform ICE Institute, terutama dalam bentuk ketersediaan mata kuliah daring berkualitas di bidang kepariwisataan.
Sementara itu, Direktur ICE Institute Prof Paulina Pannen mengungkapkan dalam market place pembelajaran dalam jaringan, ICE Institute menyediakan mata kuliah berkualitas dari dalam dan luar negeri yang disajikan dalam situs icei.ac.ut.
Di samping itu, mengembangkan program Microcredential Game Developer merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang berkolaborasi dengan 10l perguruan tinggi.
Beberapa perguruan tinggi tersebut, yakni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Pelita Harapan (UPH), Universitas Gadjah Mada (UGM), ITB, Universitas AMIKOM Yogyakarta, Universitas Telkom, Universitas Indonesia (UI), Universitas Pradita, Universitas Bina Nusantara (Binus) dan UT.
Diresmikan pada 28 Juli 2021 oleh Dirjen Dikti Kemendikbudristek, ICE Institute telah memiliki 286 mata kuliah daring dari 22 perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Terdapat 1.548 mata kuliah daring dari berbagai universitas di seluruh dunia yang tergabung dalam Konsorsium EdX serta 60 mata kuliah dari XuetangX, China.
ICE Institute ikut serta dalam berbagai riset dan menyelenggarakan webinar sebagai wadah diseminasi riset untuk kalangan umum.
"Untuk mendukung program MBKM, ICE Institute memberikan beasiswa bagi mahasiswa setiap tahunnya," pungkas Prof Ojat Darojat. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR: Berbahaya jika Pusat Mengambil Alih Usulan Formasi PPPK 2022, Nasib Honorer Makin Menggantung
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Mesyia Muhammad