ICoMUS 2023, Hadir di Universitas Terbuka, Profesor dari USA Bicara Kekuatan Multidisiplin 

Kamis, 03 Agustus 2023 – 13:55 WIB
Rektor UT Prof. Ojat Darojat diapit Prof. Thomas F. Luschei dan Prof. Dewi Patmo. Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pusat Penelitian Keilmuan pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Terbuka (UT) menyelenggarakan International Conference of Multidiciplinary Academic Studies atau ICoMUS.

Konferensi internasional ini menghadirkan Pembicara dari USA, Prof. Thomas F. Luschei Ph.D. Claremont Graduate University, USA, sebagai keynote speaker. 

BACA JUGA: Lomba Esai Universitas Terbuka Bejibun Hadiah & Beasiswa

Rektor UT Prof. Ojat Darojat mengungkapkan konferensi internasional ini sangat penting karena merupakan salah satu tugas mereka dalam rangka memenuhi Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dipersyaratkan Kemendikbudristek.

" UT sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) juga harus memberikan kesempatan kepada para dosen agar bisa mempublikasikan karya penelitiannya dalam forum-forum ilmiah seperti ini," kata Prof. Ojat dalam sesi konferensi pers tentang penyelenggaraan ICoMUS di Universitas Convention Center (UTCC) Tangerang Selatan, Kamis (3/8).

BACA JUGA: Berkolaborasi dengan Universitas Terbuka, BPJS Ketenagakerjaan Punya Program Menarik

Nantinya, lanjut Prof. Ojat, dilanjutkan dalam penerbitan di jurnal ilmiah nasional maupun internasional. 

Dia berharap adanya kajian-kajian yang memungkinkan sinergitas dari berbagai program studi yang ditawarkan.

BACA JUGA: 3 Profesor Dikukuhkan, Universitas Terbuka Makin Maju, Kualitas Pembelajaran Meningkat 

Sebab, masalah-masalah yang muncul di masyarakat tidak bisa hanya diselesaikan melalui satu program studi atau disiplin ilmu, tetapi melalui program-program yang berbeda.

Prof. Ojat mencontohkan soal korupsi tidak bisa diselesaikan hanya dengan pelajaran agama saja, tetapi juga ada ekonominya, matematika, sehingga bisa dilihat dari berbagai aspek yang komprehensif.

Mengenai keuntungan riset multidisiplin, Prof.Ojat mengatakan saat ini UT sedang mengembangkan program-program multidisiplin, terutama di pascasarjana. 

"Jadi, kami bukan hanya mengembangkan satu bidang ilmu, tetapi memberikan kesempatan kepada masyarakat supaya mereka bisa mengambil bidang studi yang sifatnya multidisiplin," terangnya.

Sementara itu, Prof. Thomas mengatakan pembelajaran online sangat penting karena bisa menjangkau hingga wilayah terpencil.

Oleh karena itu, topik konferensi ini sangat penting karena penelitian multidisiplin adalah solusi untuk banyak hal.

Prof. Thomas mengungkapkan manfaat riset adalah untuk memecahkan masalah yang satu disiplin ilmu saja tidak mungkin melakukannya.

Dia mengatakan sebagian besar masalah yang dihadapi masyarakat dewasa ini bukan hanya cukup diselesaikan dengan satu disiplin ilmu dan aspek sosial.

Sebab, mungkin juga berkaitan dengan aspek budaya dan sebagainya, sehingga menggabungkan berbagai disiplin ilmu membuatnya lebih efektif.

"Jadi, bagaimana kami juga menghilangkan semua batasan. Untuk berinovasi melalui berbagai disiplin ilmu, belajar dari satu sama lain dan bergerak lebih jauh," ucapnya.

Sebagai informasi, konferensi internasional ini diselenggarakan untuk kedua kalinya dengan topik "Innovation Challenges in Multidisciplinary Research and Practices". 

Topik ini diangkat dengan tujuan memacu peneliti melakukan penelitian interdisiplin atau lintas bidang ilmu, mendiskusikan tantangan melakukan inovasi dalam penelitian multidisiplin. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BPIP dan Universitas Terbuka Siap Berkolaborasi dalam Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler