jpnn.com, JAKARTA - APAKAH Anda pernah mendengar tentang penyakit genore? Penyakit ini biasanya menyerang pasangan.
Gonore, atau lebih dikenal dengan kencing nanah, adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae.
BACA JUGA: IDI Banjarnegara Ungkap Pengobatan yang Tepat untuk Penderita Diabetes Melitus
Sejak tahun 2020, WHO memperkirakan 82,4 juta orang mengalami gonore, terjadi pada usia 15 hingga 49 tahun.
IDI Kota Banjar dengan alamat website idibanjar.org adalah organisasi sebagai wadah profesi bagi para dokter di Indonesia.
BACA JUGA: IDI Gerung Bagikan Informasi Pengobatan Migrain yang Tepat
Organisasi ini berperan penting dalam pengembangan profesi dokter, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, serta perlindungan hak-hak dokter di daerah tersebut.
Dokter yang tergabung dalam pengurus IDI Banjar berkomitmen untuk menjalankan visi dan misi organisasi.
BACA JUGA: Kenali Penyebab Nyeri Haid, IDI Deiyai Berikan Informasi Pengobatan yang Tepat
Mereka juga bertanggung jawab atas pelaksanaan program-program yang mendukung pengembangan dokter.
IDI Banjar meneliti lebih lanjut terkait penyakit gonore. Apa saja faktor penyebab terjadinya gonore serta rekomendasi obat bagi penderitanya.
Apa saja faktor penyebab terjadinya penyakit gonore? IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kota Banjar menjelaskan bahwa penyakit gonore, atau kencing nanah, disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Berikut adalah faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit gonore meliputi:
1. Usia muda dan aktivitas seksual tinggi
Aktivitas seksual tinggi pada usia yang terlalu muda adalah faktor risiko gonore.
Gonore lebih umum terjadi pada remaja dan dewasa muda yang aktif secara seksual, terutama mereka yang berganti-ganti pasangan.
2. Penggunaan alat bantu seks
Penggunaan alat bantu seks bisa meningkatkan resiko terhadap penyakit gonore.
Menggunakan alat bantu seks secara berulang bisa menginfeksi organ vital.
3. Berhubungan seksual tanpa kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan dan penularan penyakit menular seksual (PMS).
Biasanya terbuat dari karet lateks, polyurethane, atau polyisoprene.
Dengan menggunakan kondom, Anda bisa meningkatkan kemungkinan menghindari penyakit gonore.
4. Kehamilan dan persalinan
Ibu hamil yang terinfeksi gonore bisa menularkan bakteri gonore kepada bayinya selama persalinan, yang bisa menyebabkan gonokokus konjungtivitis pada mata bayi.
Apa saja saja obat yang direkomendasikan untuk penyakit gonore?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah merangkum beberapa obat yang bisa mengurangi dan mengobati penyakit gonore dengan cepat dan tepat.
Untuk mengobati penyakit gonore, beberapa obat antibiotik yang direkomendasikan meliputi:
1. Obat Ceftriaxone
Ceftriaxone adalah obat suntik yang digunakan untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri seperti gonore, meningitis, otitis media, sifilis, dan penyakit lyme.
Obat ini bisa mengurangi infeksi gonore. Obat yang termasuk dalam kelompok antibiotik sefalosporin adalah Cefriaxone.
2. Obat Azithromycin
Azithromycin adalah obat antibiotik golongan makrolida yang efektif dalam mengobati infeksi yang disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, termasuk bakteri penyebab gonore (Neisseria gonorrhoeae).
Obat ini dijual dalam bentuk tablet berukuran 500 mg dan berisi enam tablet.
3. Obat Erythromycin
Erythromycin adalah obat terbaik gonore. Bakteri penyebab gonore bisa menular dari ibu ke bayinya selama proses persalinan.
Obat ini sering digunakan pada bayi untuk mencegah konjungtivitis akibat gonore. Untuk dosisnya membutuhkan resep langsung dari dokter.
Pengobatan gonore harus dilakukan di bawah pengawasan dokter, dan penting untuk menyelesaikan seluruh pengobatan meskipun gejala sudah membaik.
Selain itu, pasangan seksual juga perlu diperiksa dan diobati untuk mencegah penularan kembali.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... IDI Barito Selatan Ungkap Penyebab Diabetes Tipe 1 & Pengobatannya
Redaktur & Reporter : Fany