jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay menilai pemerintah sudah menjalankan sistem kesehatan sebagaimana kritik Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Cuma pelaksanaannya memang masih belum memuaskan.
Hal ini disampaikan Saleh merespons langkah Ketua IDI Slamet Budiarto yang menilai sistem kesehatan yang dijalankan pemerintah masih setengah-setengah karena hanya fokus pada sisi kuratif meliputi fasilitas kesehatan, kecukupan tenaga medis dan bahan baku obat. Seharusnya, persoalan ini dibahas secara komprehensif mulai upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
BACA JUGA: Bila Pak Jokowi Tulus Dengar Buruh, Tolong Setop Pembahasan Omnibus Law Cipta Kerja
Saleh menyatakan bahwa secara umum Kementerian Kesehatan telah memiliki dan melaksanakan program promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Hanya saja, kualitasnya masih perlu diperbaiki. Termasuk ruang lingkup cakupannya harus menyentuh seluruh kelompok masyarakat.
“Kalau dibilang tidak ada, saya kira itu terlalu ekstrem. Kita harus jujur mengakui bahwa itu ada. Tetapi, memang masih sangat kurang," ucap Saleh dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (1/5).
BACA JUGA: Jokowi Blusukan Bagi Sembako di Tengah Covid-19, Teri PDIP Bilang Begini
Dari sisi promotif dan preventif, Kemenkes menurutnya memiliki program gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Germas ini telah dilaksanakan beberapa tahun terakhir ini. Sasarannya adalah membangun kesadaran dan pola hidup sehat di tengah masyarakat.
“Melalui germas, masyarakat diajari bagaimana mencuci tangan, memilih makanan yang bergizi, mengurus balita, dan lain-lain. Jika dilaksanakan dengan benar, kegiatan ini diyakini sangat bermanfaat," kata politikus PAN ini.
BACA JUGA: Corona Bukan Hanya Ujian buat Pak Jokowi, Bima Arya Tak Berharap pada Pusat
Namun harus diakui bahwa intensitas dan kuantitas pelaksanaan kegiatan itu masih sangat terbatas. Belum bisa menyentuh seluruh elemen masyarakat. Kendala utamanya adalah keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh Kemenkes.
Dalam bidang kuratif dan rahabilitatif pun, Kemenkes telah berbuat. Sama dengan persoalan promotif dan preventif, bidang ini juga masih jauh dari memuaskan. Sebab, banyak rumah-rumah sakit yang tidak memenuhi standar. Terutama di daerah pelosok dan perbatasan.
Begitu juga dokter dan tenaga medis, persebarannya masih belum memenuhi angka rasio yang semestinya karena belum merata. Banyak rumah sakit di daerah yang tidak memiliki dokter spesialis
“Itu adalah pekerjaan rumah besar kementerian kesehatan. Pertanyaannya, apakah kemenkes tahu hal itu? Jawabannya, mereka tahu. Mereka berupaya memenuhinya. Namun, sekali lagi, sering sekali terkendala kecukupan anggaran," tandas wakil ketua Fraksi PAN DPR ini. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam