Idul Fitri 1432 H Hampir Pasti Berbeda

Senin, 29 Agustus 2011 – 01:10 WIB
LEBARAN - Arus mudik yang terlihat sangat padat di Karawang, Sabtu (27/8) lalu. Foto: Arundono/JPNN.

JAKARTA - Perbedaan Idul Fitri antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) sangat mungkin akan kembali terjadi tahun iniPasalnya, ketinggian hilal pada 29 Ramadan 1432 H (29 Agustus 2011) masih di bawah 2 derajat sehingga kecil kemungkinan terlihat dalam proses rukyat.
 
"Tidak ada teleskop secanggih apa pun yang mampu melihat hilal di ketinggian rendah

BACA JUGA: Ultah ke-150 Tahun, HKBP Berharap SBY Hadir

Hilal yang dapat dilihat melalui teleskop minimal di ketinggian 4 derajat
Kalau teleskop saja tidak bisa, teorinya melihat hilal dengan mata telanjang akan lebih sulit," jelas Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Prof Thomas Djamaluddin di Jakarta, Minggu (28/8).

Hilal biasanya terlihat dengan mata telanjang bila jarak bulan dan matahari minimal 6,4 derajat dan perbedaan tinggi bulan dan matahari dari ufuk minimal 4 derajat

BACA JUGA: JK Siapkan Santunan bagi Korban KMP Windu Karsa

Bila ketinggiannya kurang dari 4 derajat, hilal mungkin sudah terbentuk (wujudul hilal), namun belum bisa dilihat dengan mata telanjang yang disyaratkan penganut metode imkan rukyat

 
"Kalau posisi masih sangat rendah, mungkin rukyat akan gagal melihat hilal

BACA JUGA: Jalur Nagreg Padat Sepanjang Malam

Sehingga Ramadan digenapkan 30 hari dan Idul Fitri akan jatuh pada Rabu (31/8)," terang anggota Badan Hisab dan Rukyat (BHR) tersebut.

Sebelumnya, Pengurus Besar (PB) NU juga sudah memperkirakan, bakal ada dua Idul Fitri, yakni pada 30 dan 31 AgustusKetua Umum PB NU Said Aqil Siradj mengatakan, posisi hilal kurang dari 2 derajat sehingga mustahil bulan dilihat dengan mata telanjangKarena itu, NU mungkin akan menggenapkan Ramadan menjadi 30 hari sehingga Idul Fitri jatuh pada 31 Agustus

"NU berpatokan ke hadis, berpuasalah ketika kamu melihat bulanItu adalah petunjuk pelaksanaannyaJadi, nanti akan dilihat ada atau tidak bulannya," terang Said Sabtu lalu (27/8)

Meski demikian, dia meminta potensi perbedaan tersebut tidak disikapi berlebihanPenganut dua metode itu (hisab dan rukyat) diminta saling menghormati(wan/c9/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolak Hakim Disanksi, Rekomendasi KY Terancam Gagal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler