JAKARTA - Performa Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) masih labilPosisi indeks secara teknis masih rawan aksi profit taking
BACA JUGA: Pemerintah Tunggak Subsidi ke PLN Rp8,5 Triliun
Itu tidak lain menyusul fluktuasi plus valuasi harga sejumlah saham unggulan yang relatif mahalBACA JUGA: Pipa Chevron Bocor, Lifting Nasional Terganggu
"Kalau dalam jangka panjang trendnya masih bullishAji menyebutkan pengaruh dari internal belum ada yang signifikan
BACA JUGA: Giliran Singapura Ikut Curigai Indomie
laporan keuangan sejumlah emiten sudah mulai terlihatBegitu pun dengan dukungan dari eksternalBursa global dan regional masih bersipat netralMereka masih menunggu data ekonomi dan kinerja emiten kuartal ketiga"Untuk sementara ini dari regional market belum ada berita burukCuma, indeks kita harganya sudah mahal," imbuhnya.Meski masuk fase tinggi, Aji belum melihat tanda-tanda indeks menggelembungSebab, dana asing yang masuk tidak tiba-tibaTetapi, dana tersebut masuk secara bertahap dan berpotensi lebih banyak bersipat jangka panjang"Asing tidak akan lariPasar modal kita ini kuat," ucapnya
Karenanya, Aji menyarankan pelaku pasar untuk tetap waspadapada perdagangan hari ini indeks dalam ramalan Aji akan bergerak dikisaran Support dan resistence 3536-3575Sejumlah saham-saham masih menyimpan potensi penguatan antara lain PT Bukit Asam (PTBA), Mitra Adi Perkasa (MAPI), Matahari Putra Prima (MPPA), Ramayana Lestari (RALS), Bank Mandiri (BMRI), Bank Central Asia (BBCA) dan Bank Negara Indonesia (BBNI)"Indeks untuk sementara masih belum punya arah yang jelasTetapi, saya optimis indeks akan tetap bertahan dikisaran 3500," tambah Gema Merdeka Goeryadi, analis UOB Kay Hian Securities
Pada penutupan perdagangan, Selasa (12/10), Indeks turun 1,498 poin (0,04 persen) ke levelSedangkan Indeks LQ 45 naik tipis 0,391 poin (0,05 persen) ke level 661,490Perdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi di seluruh pasar 169.406 kali pada volume 7,164 miliar lembar saham senilai Rp 5,723 triliunSebanyak 96 saham naik, 123 saham turun dan 81 saham stagnanTransaksi investor asing mencatat penjualan bersih (foreign net sell) tipis sebesar Rp 55,244 miliar.
Bursa-bursa regional Asia balik arah ke zona negatif: Indeks Shanghai naik 34,47 poin (1,23 persen) ke level 2.841,41Indeks Hang Seng turun 85,61 poin (0,37 persen) ke level 20.124,08Indeks Nikkei 225 merosot 200,24 poin (2,09 persen) ke level 9.388,64Indeks Straits Times melemah 14,67 poin (0,48 persen) ke level 3.148,68.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Astra Agro (AALI) naik Rp 1.000 ke Rp 23.600, Merck (MERK) naik Rp 1.000 ke Rp 85.000, Astra International (ASII) naik Rp 750 ke Rp 57.150, Bir Bintang (MLBI) naik Rp 500 ke Rp 203.500Sementara saham-saham yang turun cukup tinggi dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.700 ke Rp 50.200, Indospring (INDS) turun Rp 500 ke Rp 6.600, Charoen Pokphand (CPIN) turun Rp 350 ke Rp 7.300, HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 250 ke Rp 21.550(far/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ancam Kinerja Ekspor
Redaktur : Tim Redaksi