IHSG Menuju Level Tertinggi Sepanjang Masa

Jumat, 05 September 2014 – 06:57 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Upaya indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level resistance baru untuk memuluskan langkah kenaikan lanjutan tertunda. Pada penutupan perdagangan kemarin IHSG terkoreksi 18,813 poin (0,36 persen) ke level 5.205,322. Sedangkan indeks LQ45 berkurang 4,45 poin (0,50 persen) ke 885,29.

Investor asing masih memborong saham dengan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 155 miliar. Bersamaan dengan itu, nilai tukar rupiah menguat ke Rp 11.760 per dolar Amerika Serikat (USD) dibandingkan Rp 11.781 per USD pada penutupan sebelumnya (kurs tengah BI).

BACA JUGA: Dobel Track Utara Tersambung, Sisi Selatan Bakal Dikebut

Bursa unggulan di Asia pada penutupan perdagangan kemarin mayoritas melemah. Indeks Straits Times turun 2,43 poin (0,07 persen) ke 3.346,34. Indeks Nikkei 225 drop 52,17 poin (0,33 persen) ke 15.676,18. Indeks Hang Seng turun 20,03 poin (0,08 persen) ke 25.297,92. Indeks Composite Shanghai naik 18,24 poin (0,80 persen) ke level 2.306,86.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memerkirakan pada akhir pekan ini IHSG bergerak di rentang 5.186"5.251. "Di tengah capital inflow yang masih terjadi, IHSG koreksi sehat. Ini hal alami yang kerap terjadi pada proses perjalanan naik," ungkapnya Kamis (4/9).

BACA JUGA: Dorong Pembangunan Desa dan Pinggiran demi Keseimbangan

Potensi menjajal level support 5.186 mulai terbuka. Meski begitu, kekuatan naik IHSG untuk menembus resistance tertinggi sepanjang masa pada 5.251 masih cukup besar. "Pola pergerakan jangka pendek, menengah, maupun panjang masih dalam jalur up-trend. Hanya menunggu waktu untuk naik," ujarnya.

Tim Analis PT Sinarmas Sekuritas memerkirakan pada akhir pekan ini bursa akan bergerak beragam di kisaran level 5.189-5.226. Indeks akan dipengaruhi faktor eksternal, yakni European Central Bank (ECB) akan merilis suku bunga yang diperkirakan ke level 0,15 persen. Dari Amerika Serikat (AS) akan dirilis data neraca perdagangan yang diperkirakan defisit USD 42,1 miliar dibandingkan sebelumnya USD 41,54 miliar.

BACA JUGA: Ini Usul dari Calon Anggota BPK Terkait Potensi Pajak

Selain itu, akan dirilis data initial jobless claims AS yang diperkirakan naik menjadi 301 ribu. Dari dalam negeri masih menantikan penyusunan kabinet pada pemerintahan baru dijadwalkan pada Oktober nanti. (gen/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kaya Pangan tapi Indonesia Masih Impor Beras


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler