IHSG Rebound Lagi

Kamis, 16 April 2015 – 20:14 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya berhasil melakukan rebound dan bertengger di zona hijau. Setelah bergerak fluktuatif terutama jelang penutupan, IHSG hari ini (16/4) ditutup naik 6,186 poin (0,11 persen) ke level 5.420,733 dan indeks LQ45 naik 1,608 poin (0,17 persen) ke level 942,226.

Frekuensi transaksi perdagangan saham di pasar reguler hari ini (16/4) mencapai 224.860 kali dengan volume 5.438 miliar saham atau Rp 4,836 triliun. Sebanyak 157 saham naik, 165 saham turun, dan selebihnya stagnan.

BACA JUGA: IHSG Tertahan di Zona Merah saat Bursa Global Menguat

Saham-saham berhasil naik dengan nilai tertinggi (top gainers) antara lain, Indo Kordsa (BRAM) naik 1.150 (19,91 persen) ke level 6.925. Plaza Indonesia (PLIN) naik 450 (13,64 persen) ke level 3.750. Semen Indonesia (SMGR) naik 400 (3,05 persen) ke level 13.525. Gowa Makassar (GMTD) naik 350 (5,34 persen) ke level 6.900.

Sebaliknya, saham-saham dengan penurunan nilai paling dalam (top losers) di antaranya Delta Djakarta (DLTA) turun 500 (0,18 persen) menjadi 279.500. Gudang Garam (GGRM) turun 500 (1,00 persen) menjadi 49.250. Blue Bird (BIRD) turun 350 (3,61 persen) menjadi 9.350. Lippo Cikarang (LPCK) turun 175 (1,47 persen) menjadi 11.725.

BACA JUGA: Ogah Kebobolan Penumpang Gelap Lagi, Ini Permintaan Garuda ke Pengelola Bandara

Tim Analis PT Valbury Asia Securities menyatakan neraca perdagangan Indonesia untuk Maret 2015 mengalami surplus USD 1,1 miliar atau kali pertama surplus perdagangan tembus USD 1 miliar sejak 15 bulan terakhir. ”Surplus neraca perdagangan mencatat surplus selama 4 bulan berturut-turut. Nilai ekspor Indonesia selama Maret 2015 tercatat sebesar USD 13,71 miliar dan impor sebesar USD  12,58 miliar.”

Ekspor Indonesia turun 9,75 persen di bulan lalu dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, impor turun lebih dalam yaitu mencapai 13,3 persen dibandingkan Maret 2014. Sepanjang, Januari-Maret atau kuartal I-2015, neraca perdagangan mencatat surplus USD 2,43 miliar akibat, ekspor sebesar USD 39,13 miliar dan impor sebesar USD 36,7 miliar.

BACA JUGA: Gara-Gara Merugi, Pertamina Belum Berniat Rekrut Pegawai Lagi

Meskipun demikian, menurut tim ini, katalis tersebut tidak berdampak besar bagi pergerakan IHSG pada perdagangan saham hari ini. Bahkan Bank Dunia lebih membahas kebijakan reformasi subsidi yang dilakukan oleh Indonesia.

”Menurut Bank Dunia, harga minyak yang turun memberi suatu kesempatan bagi pemerintah untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak. Pemerintah Indonesia mengambil langkah penting untuk mengurangi ketergantungan akan subsidi BBM,” ulasnya.

Ke depannya, pemerintah harus dapat memperkuat kondisi dalam negeri, ketika harga minyak kembali naik. ”Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bergantung pada nilai penurunan ekspor batu bara dan gas bumi,” tegasnya.

Pandangan Bank Dunia dalam mengomentari langkah pemerintah mencabut subsidi BBM dinilai positif setidaknya dapat memberikan opini yang baik bagi pelaku pasar terhadap Indonesia. Faktor yang tengah dinantikan pelaku pasar dalam waktu dekat ini adalah kinerja keuangan kuartal I 2015.(jawapos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyelenggaraan KAA Akibatkan AirAsia Batalkan 22 Penerbangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler