jpnn.com - JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Arif Wibowo meminta agar pengamanan seluruh bandara di Indonesia lebih diperketat, khususnya di area landasan pacu. Arif menyampaikan hal itu sebagai respon atas aksi nekat Mario Steven Ambarita yang menyelinap di roda belakang pesawat Garuda Indonesia dari Pekanbaru menuju Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Arif, seluruh bandara di Indonesia harus dipagar tinggi untuk menghindari penumpang gelap bisa loncat atau masuk ke area sekitar runway. Selain itu, areal bandara juga perlu dilengkapi closed circuit television (CCTV).
BACA JUGA: Gara-Gara Merugi, Pertamina Belum Berniat Rekrut Pegawai Lagi
"Bandara-bandara kecil juga ada yang belum di pagar tinggi. CCTV juga harus baik berfungsi. Itu (keamanan di bandara, red) harus dijadikan prioritas utama, ini sangat bahaya," ujar Arif di kantor Garuda, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (14/4).
Menurut Arif, mestinya PT Angkasa Pura (AP) I maupun AP II sebagai pengelola bandara sudah melakukan pengamanan ketat walau tanpa diminta. "Semua bandara nggak usah ada permintaan supaya pagar tinggi atau harus ada CCTV, seharusnya memang sudah seperti itu," jelasnya.
BACA JUGA: Penyelenggaraan KAA Akibatkan AirAsia Batalkan 22 Penerbangan
Untuk mengantisipasi kasus Mario Steven terulang, Garuda telah berkoordinasi dengan AP I dan AP II. Garuda bahkan rela tak menuntut pihak pengelola bandara meski telah kebobolan dengan adanya penumpang gelap.
Daripada menuntut, maskapai pelat merah ini lebih memilih untuk berkoordinasi untuk meningkatkan keamanan di bandara. "Kami sudah berkoordinasi sama bandara untuk tingkatkan keamanan akses di runway," ungkap mantan dirut Citilink ini.(chi/jpnn)
BACA JUGA: IHSG Tertekan Jelang Pengumuman BI Rate
BACA ARTIKEL LAINNYA... IHSG Akhir Pekan Terkoreksi saat Bursa Global Menguat
Redaktur : Tim Redaksi