JAKARTA - Sejumlah tragedi buruk menyambangi performa indeks harga saham gabungan (IHSG)Setidaknya terdapat 10 penurunan harian terdalam (steep decline) dalam sejarah perjalanan pasar modal domestik
BACA JUGA: Aksi Korporasi di Pasar Modal Belum Terpengaruh
Indeks terkapar paling dalam sejak April 2008 sebelum rilis puncak likuidasi Lehman Brothers yang menjadi top milestone global financial crisisPeristiwa itu sepertinya kembali membayangi pelaku pasar
BACA JUGA: Cari Mitra, Bakrieland Jual Lahan
Itu menyusul sentimen negatif market global yang masuk fase gerbang resesi financialBACA JUGA: PLN Siapkan Obligasi USD 2 Miliar
Penurunan peringkat itu langsung mendapat reaksi negatif pelaku pasarIndeks sepanjang sesi satu Senin (8/8) misalnya langsung nyongsep 5 persen atau 195.861 poin ke level 3,725.782Da, akhirnya indeks ditutup anjlok 71.377 poin (1.83 persen) ke level 3,850.266
Tapi koreksi itu, masih kalah bila dibanding dengan penurunan sepanjang sesi satu pada Jumat (5/8) lalu, di mana indeks terpelanting 5,15 persenNamun akhirnya, indeks sepanjang Jumat lalu sukses hanya minus 4,86 persen ke posisi 3,921.643Posisi itu paling tidak menghuni peringkat enam dalam barisan koreksi terdalam setelah 13 November 2008Kala itu indeks tereduksi -5,04 persen di tengah puncak krisis finansial global pasca-likuidasi Lehman Brothers
Pada 08 Oktober 2008 indeks finis di posisi 1,451.669 setelah terpangkas 168.0520 poin (10,37 persen)Kemudian diikuti pada 06 Oktober 2008 indeks terkoreksi 183.7680 poin (10,20 persen) finis di level 1,648.739Selanjutnya pada 24 Oktober 2008 2008 indeks turun 92.3400 poin (6,90 persen) finis di posisi 1,244.864
Lalu pada 27 Oktober 2008 indeks tertekan 78.4550 poin (6,30 persen) dan parkir di posisi 1,166.409Pada 13 November 2008 indeks turun 66.9080 poin (5,04 persen) berlabuh di posisi 1,259.713Selanjutnya 05 Agustus 2011 indeks tak berkutik setelah turun 200.4430 poin (4,86 persen) ke posisi 3,921.643
Pada 28 Oktober 2008 indeks terduksi 55.0190 poin (4,71 persen) ke level 1,111.390Kemudian 15 September 2008 indeks finis di posisi 1,719.254 anjlok 84.8080 poin (4,70 persen), pada 17 Oktober 2008 indeks parkir di posisi 1,399.424 turun 63.8270 poin (4,36 persen) dan, pada 06 November 2008 kembali indeks finis di posisi 1,307.897 setelah terkoreksi 58.3780 poin (4,27 persen)
Menilik data itu, sejumlah analis mencoba menanggapi dengan kepala dinginMereka mengklaim koreksi itu masih dalam batas toleransiArtinya, dalam market yang dinamis itu anjloknya indeks bersifat wajar, karena itu bagian dari perkembangan market yang terus menemukan bentuk baru”Ini kan hanya bersifat eksternalSentimen internal belum tersentuh sejalan dengan membaiknya fundamental ekonomi yang relatif kuat,” ulas David Ferdinandus, pengamat pasar modal di Jakarta, Senin (8/8).
David menyebut kondisi saat ini posisi indeks sudah masuk fase oversoldSelain itu, indeks regional merosot tajam dan memengaruhi gerakan indeks yang sudah sukses mencetak beberapa rekor spektakulerKata dia, pelemahan indeks lebih disebabkan faktor eksternal yang melanda bursa-bursa Asia maupun regional
”Kondisi ini tidak akan berlangsung lamaKoreksi yang melanda indeks sudah terlalu dalam,” yakinnya”Saya kira pelaku pasar asing tidak akan lari,” imbuh Yanuar Rizki, pengamat pasar modal lainnya(far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Internet Gratis untuk RT-RW
Redaktur : Tim Redaksi